terbaring di sampingnya. Meskipun tidur Rayhan terlihat nyenyak, ada ekspresi yang mengganggu di wajahnya, seolah-olah ia sedang bermimpi tentang sesua
ya, tentang usaha Rayhan untuk membuatnya merasa aman, dan tentang bagaimana mereka berdua terus mencoba mengala
mandangi piring kosong di depan, berusaha menghilangkan rasa cemas yang mengganggu pikirannya. Dalam pikirannya, ada pertanyaan
matanya masih mengantuk, namun senyuman kecil menghiasi bibirnya ketika melihat
masih tidak yakin. "Pagi, Rayhan. Tidurmu nyenyak?"
ening Samantha. "Lebih baik sekarang, setelah melih
tetapi juga mental. Itu adalah kelelahan dari mengingat, dari bertarung melawan perasaan-perasaan yang terkadang s
Samantha dengan suara lembut, menatap matanya.
tidak ingin kehilanganmu. Aku tahu aku masih punya banyak yang harus kulakukan untuk membukt
sebuah janji yang berusaha ia pegang erat. Namun, di sisi lain, rasa cemas itu masih mengganggunya. Ia
membanjiri ruangan, membawa kehangatan yang membuat suasana menjadi lebih ringan. Tetapi di dalam hat
natap jendela. "Reni, aku memutuskan untuk mengundang seseora
asa bingung. "Siapa?" tanyanya
in. Aku berpikir, jika aku bisa berbicara dengannya dan mengetahui lebih banyak tentang mas
Jika Hana datang, mungkin saja hal-hal yang selama ini ia takuti akan terungkap-kenangan yang tid
au cari dari masa lalu itu?" tan
u jika ada hal-hal yang belum aku selesaikan. Aku tidak ingin hidup dengan penyesalan. Tapi, lebih dari itu, aku i
ayhan hanya berjuang untuk dirinya dan hubungan mereka. Di sisi lain, ketakutan i
kata Samantha akhirnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Ta
ha dengan erat. "Kita akan melewa
. Perjalanan mereka sudah cukup sulit, dan ia tahu, malam itu mungk
-
atanya sejenak melirik ke arah Samantha, seolah mencoba menilai apa yang ada di dalam hati wanita i
undangmu ke sini karena aku ingin mendengar lebih banyak tentang Yasmi
eluar bukanlah penjelasan yang membuatnya tenang. "Rayhan, Yasmin selalu menjadi bagian dari hidupmu. Tidak peduli seberapa keras
, ada rasa takut yang menguasai jiwanya. Malam itu, jawaban-jawaban yang mereka cari akhirnya