hbac
mencopot sepatu di teras, menatap nenekny
emana?" Tanya
gga baru di ujung gang. Anaknya baik, tadi dia habis nolong
umah di ujung gang ya
. Kamu mau ik
rang,
ganti baju. Taruh saja tas d
rnya ia ikut juga. Lagipula. dalam hatinya ia merasa penasaran, siapa orang
erlalu besar dan harga sewanya pun mahal. Terakhir, yang tinggal di sana hanya mampu be
uti langkah Neneknya. Sambil berjalan Kamari mendengarkan cer
wat depan rumah dia, Nenek jatuh karena hampir diserempet motor. Pas ban
arti oran
an. Panggil 'Om' biar sopan, ya? So
gucapkan rasa terima kasih atas pertolongannya. Itu yang namanya adab bertetangga dan sopan santun.Tiba di rumah besar berpagar putih, Kamari meme
pa,
kang. Nenek segera maju menampakkan
nek yang tadi
k. Ada apa?
naknya, sirna seketika. Ternyata, Om penolong Nenek adalah laki-laki muda yang luar biasa tampa
Liam, cepat!" Si
kan jantungnya yang berdetak tak karuan. Terleb
Om. Nama
. "Nama yang b
mematung dengan mata bulatn
Maaf, masih bera
bawa bolu. Sem
epot ama
iam. Selama di dalam, ia lebih banyak diam, mendengarkan Neneknya bicara dengan Lia
aut 10 tahun, ia menyadari kalau memanggil 'Om' adalah wajar. Baru kali ini ia merasa kalau om-om memang sangat memikat,
perhatian Kamari. Ia bangkit dari sofa
wow, banyak banget. Om
i seberang ruangan
ngguk. "Iya,
a datang kapan aja kalau mau
u,
rkunjung. Sesekali ia membantu pemuda itu masak mie instan atau ceplok telur kalau tahu Liam sedang kelaparan. Tid
aga dan beraktifitas. Mana mungki
s lantai, ditata rapi olehnya ke dalam rak, termasuk buku-buku kuliah Liam. Saat tertentu, Liam sedang sibuk dengan pekerjaan di depan laptop,
rumah Om Liam, pulang
apa,
sama-sama masih muda. Orang-
r sedikit terbuka dan masuk tanpa memencet bel. Ia mengambil komik dan duduk di ruang tamu, menduga Liam pasti seda
ngun ti
ng menutupi dari perut sampai atas paha. Air menetes-netes dari ujung ra
mandi, nggak dengar kamu dat
meraba wajahnya yang memanas. Ia merasa kalau semua yang baru dilihat, itu melanggar
h, ge
tiap malam, sebelum tidur ia sibuk membuat rencana tentang laki-laki itu. Ia menyukai waktu-waktu yang dihabiskannya di rumah Liam, mendengark
ng deh." Suatu hari, Kam
r siap
ujung
Justin idola sekolah atau, Henry yang artis sinetro
sir om-om? Kamu nggak t
seujung kukunya Justin. Hah, om-om kok ditaksir! Am
kesana kemari diikuti banyak perempuan. Bagi banyak perempuan, Justin memang tampan tapi menurut Kamar
back
kan di sini
esar di pinggir jalan yang menyediakan aneka masakan khas daerah. Menghela na
anmu ambigu banget. Ema
ja, mau mak
. Kamari, aku tanya Iagi. Kamu mau maka
tahu di ujung jalan ini ada warung gerobak pinggir
menyalakan mesin. "Oke,
a. Apakah mengatakan sesuatu seperti betapa kayanya laki-laki itu sekarang, atau bertanya bagaimana kabar mantan istrinya? Kenapa bercerai? Kamari merasa kalau pertanyaan-pen
ri tenda sederhana. Liam memarkir kendaraannya di tanah k
a enak. Ay
gkah beriringan dengan Liam menuju meja kosong, ia mende
ng bilang. Nggak usah pakai malu-malu. Kamu lupa? Wak
mpir jatuh kalau bukan Liam
hati
gunya. Apakah laki-laki itu sedang balas dendam? Dulu, Kamari yang mendekati dan menggoda tanpa ampun. Tanpa m
suka sate kambing bumbu kecap, pakai
ga takjub. "Om
sa mereka pesan. Liam menatap Kamari lekat-lekat. Selain berubah makin cantik, ada banyak hal berbeda dalam diri Kamari. Keceriaan gadis itu seakan hilang dan digantikan ole