iran tentang kehamilannya yang tiba-tiba. Tidak pernah ada di
ashion Designer. Melamar di berbagai perusahaan fashion untuk mencari pengalaman
Banyak hal yang telah dia korbankan untuk itu semua. Waktu, masa muda, dan banyak kesenangannya y
an membuat konsep yang akan dia usung nantinya. Rencana hi
udkan itu semua, saat ini dirinya justru harus memikirkan
rna s
iri yang membuatnya. Andai saja malam itu dia tidak mabuk parah, andai saja dia tidak salah masuk kamar d
tu itu sampai begitu bodohnya mengira ba
aan dengan kondisi hamil seperti ini? Adakah perusahaan yang mau menerimanya? Atau, bisa saja dirinya nekat untuk menciptaka
tnya ingin menangis. Tabungannya yang sengaja dia kumpulkan selama menjadi
dia tidak ingin membebani pikiran ibunya. Dia sudah berjanji untuk memulai hidup baru dengan penuh kesuk
atanya. Dia merangkak ke atas tempat tidur, membungkus dirinya dengan selimut tebal dan berharap
*
diharapkan oleh Belva. Hari ini, dia harus kembali ke ru
Hospital. Raganya berada di rumah sakit, tapi tidak dengan jiwa
ukan pemeriksaan USG pun, dia hanya diam sambil memperhatik
dioles oleh gel dingin. Satu layar yang menempel di dinding, tepat
ksud dengan kursor di layar monitor. "Ini adalah janin yang saat ini berkembang
ng. Seketika, dadanya yang tadi terasa kosong, kini perlahan seakan menemukan pegangan
engan cepat segera ditahan. Dia tidak ingin menangis di depan orang lain.
li menjelaskan setelah mereka duduk saling berhadapan di meja
da satu pun makanan yang bisa saya ma
n, hal itu yang menyebabkan mual dan muntah. Jangan khawatir, semakin bertambah usia kandungan, a
makanan dan minuman yang boleh dikonsumsi dan tidak, serta mengantongi r
i memikirkan banyak hal. Secara naluri, sebelah tangannya mendarat pada perut dan mengelusnya perlaha
ap yang diturunkan ke dunia adalah berharga? Masala
nis dengan dirinya sendiri. Alih-alih duduk mengantre panggilan inteview kerja, sekarang ju
berjalan ke arahnya. Kedua matanya membelalak, dia yakin mengingat wajah itu. Namun, benar
er itu semakin dekat dengannya untuk memas
ria itu! sangat mengejutkan ketika pria itu adalah dok
a yang menjadi cinta satu malamnya. Meskipun tiba-tiba saja Belva ragu untuk menyapa,
ng, Belva dengan penuh tekad melompat di depan pria itu dan menghadangnya d
ut sambil memiringkan sedikit kepalanya. Tatapan matanya seperti tak asing melihat sosok perempuan y
a bantu?" tanya sa
emantapkan hatinya untuk menatap dokter itu dengan pa
gnya, menunggu Belva menyelesaikan
it tergagap. "Meminta per