ang. Kali ini, dia bertekad untuk tidak menunda lagi konfrontasi yang sudah lama mengganggu pi
di kursi dan memberikan senyuman tipis pada Karin. Namun, senyuman
nya serius sekali," tanya An
kan mengubah segalanya. "Andi, aku perlu bicara denganmu tentang sesuat
berdiri di hadapan Karin. "Ada apa, Rin? Bi
bukti foto yang ia simpan. Ia menaruhnya di meja, tepat di de
nguasai ekspresinya dan menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Rin
rut malam, sering beralasan sibuk di luar kota. Lalu, siapa Rani? Aku tahu
ir aku ini siapa? Aku nggak pernah mengkhianati kamu. Semua ini cuma kesalahpahaman. Rani
anya, berharap menemukan setitik kejujuran.
kita. Kamu malah berpikir yang tidak-tidak," lanjut Andi den
itu. Dia merasa tertuduh hanya karena mengikuti naluri
kan ini semua dariku kalau memang tidak ada yang perlu disembu
u sudah bekerja keras dan melakukan yang terbaik, tapi kamu malah menuduhku yang macam-macam.
an atau pembelaan jujur, ia justru disalahkan dan dituduh berprasangka bur
Karin dengan suara hampir berbisik, berusaha menaha
n yang aku sembunyikan darimu. Kamu cuma perlu lebih percaya sama aku. Kalau kamu
erdaya dan penuh keraguan. Malam itu, ia hanya bisa duduk diam dengan h
, Karin merasa lebih yakin bahwa ada rahasia besar yang masih disembunyikan. Dan ia bertekad, wala
un dengan dalih-dalihnya. Kata-kata penyangkalan Andi tadi masih bergema di pikirannya, tetapi rasa kecewa da
lah tak ingin berurusan lagi dengan topik ini. Karin menghela napas pan
g nggak ada apa-apa, kenapa kamu bereaksi sep
dewasa? Nggak semua kecurigaan harus diikuti dengan tuduhan. Kamu bawa-bawa foto, menyelidiki hidup
, hatinya yang hancur sudah tak bisa menerima semua pembelaan kosong ini. Dia sudah
as. "Karena aku ingin mempertahankan hubungan ini. Tapi, k
Kalau kamu udah mulai mencurigai aku, berarti kamu nggak punya kepercay
ruang sedikit pun untuk jujur atau menunjukkan penyesalan. Dan saat Karin menyadari hal itu, ia
pan ini. "Kalau memang nggak ada lagi kepercayaan, mungkin hubungan ini haru
tidak berusaha membalas atau menahan Karin lagi, hanya menghela napas panjang dan berj
lingkuhan. Ini tentang kebohongan yang telah membentuk pondasi rapuh pernikahan mereka. Dan malam itu, ia merasa hatinya ben
lam rasa sakit itu menembus hatinya. Dia merasa seolah ada jarum yang menusuk setiap kali dia membayangkan suaminya bersama
k mengambil langkah lain: mencari informasi lebih lanjut tentang Rani dan hubungan mereka
nama Rani. Dalam sekejap, wajah wanita itu muncul di layar. Rani tampak anggun dengan sen
terhimpit. "Dia cantik," piki
m berbagai kesempatan. Mereka tampak akrab, tertawa dan berbagi momen intim. Semakin ba
getar, mengalihkan perhatiannya. Ternyata
a kabar? Kamu
, merasa ingin mengungkapkan semua
. Ada sesuatu yang terjadi dengan
an, dan tak lama kem
Apa kamu sudah ber
l. Malah nyalahin aku. Aku ne
pasti sulit. Apa kamu
merasakan air mata menggenang
tolong. Aku
g. Karin merasa sedikit lega. Dia butuh seseorang untuk
"Karin! Maaf, aku telat. Apa yang terjadi?" tanyan
to-foto yang ia temukan. "Lihat ini," katanya, suaranya be
. "Karin, ini nggak terlihat bagus. Kamu
ah menyalahkanku. Aku nggak bisa percaya
ang selingkuh, kamu berhak untuk tahu yang sebenarnya," May
dikit. "Aku akan melakukan itu. Aku perlu tahu
dah coba menghubungi teman-teman ker
bagus. Mungkin salah satu dari
cari cara untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Andi dan Ran
i jalur yang gelap, tetapi dia bertekad untuk menemukan kebenaran, apapun yang harus dia lakuk
ambu