rtemuan emosionalnya dengan Raka, dia merasa tergerak untuk membersihkan dan merapikan barang-barang
lalu yang penuh kenangan. Senyumannya mengembang saat dia menemukan foto-foto saat dia dan Raka m
ia melihat sebuah foto di mana mereka sedang berlari di tepi pantai, ombak me
n proyek seni di sekolah. Raka dengan cat di wajahnya, menyeringai ke arah kamera. "Satu-satunya
Kenangan-kenangan itu membuatnya merasakan kerinduan yang dalam. Dia teri
inkan lagu kesukaan mereka. Maya bisa merasakan getaran musik itu kemb
n ceria, memulai petikan lagu yang penuh
bil tertawa. "Aku tidak pandai b
ri. Suara hati lebih penting daripada suara
sa itu semakin dalam. Dia ingin merasakan cinta yang sama seperti yang pernah mereka bagi. Raka sela
san dari Raka. Dia merasa ada semangat baru untuk men
oto lama kita. Kenangan itu sangat indah. Mun
udian, pesan
rnya. Kita bisa merencanakan mala
merasakan kebaha
Aku ingin merasakan su
awa gitar. Kita bisa menyanyi
lam dirinya. Dia tidak sabar untuk melihat Raka lagi, berba
yang telah lama terpendam. Saat senja tiba, dia mengurus persiapan
butnya. Raka menyambutnya dengan senyum lebar dan
an yang ada. "Aku juga senang bisa datang. Aku merindukan
mereka. Raka mengambil gitarnya dan mulai memainkan lagu pertama. Suar
merasa seperti remaja lagi, tanpa beban di pundaknya. Saat mereka b
aka setelah lagu selesai. "Seper
mimpi," Maya menjawab, meras
au tahu... aku tidak pernah melupakanmu. Sejak kita
ukan cinta yang kita miliki. Rasanya, aku seperti terjebak dalam kehidupa
k sendirian. Jika ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk memban
rasa ada seseorang yang benar-benar peduli padanya. Dia ingin membu
at menghargainya," ujarnya, m
ingat kembali tawa dan kisah masa remaja yang penuh warna. Maya merasakan cinta
kehadiran Raka dalam hidupnya telah membangkitkan kembali semangat yang hilang. Namun, d
ncang mengingat momen-momen indah yang dia habiskan bersama Raka. Senyum di wajahnya tak bisa dia sembunyikan, t
aranya menunjukkan nada ketidakpuasa
erusaha menghindari tatapan Arman. Dia bisa mera
en," Arman berkata dengan nada menohok. "Kita
i aku juga butuh ruang untuk diriku sendiri," jawabnya, be
Maya rasakan. "Ruang? Untuk apa? Kita sudah menikah. Haru
anyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Kita berdua terjebak dalam r
rumah? Dengan teman lama yang tiba-tiba muncul
akan kebahagiaan, apa salahnya?" Maya menj
erapa banyak yang kita perjuangkan untuk sampai ke sini?" Ar
ak lagi saling memahami," jawab Maya, air mata mulai
a perlu berbicara tentang ini. Tentang apa yang terjadi di antara
aya menjawab,
n diri kita sendiri. Kita terlalu fokus pada pekerjaan, dan kita mengabaikan satu
ingin kita bisa memperbaiki ini. Tapi aku juga tidak bisa terus hidup
amu ingin kembali ke masa lalu?" Arm
ang hilang. Aku ingin bisa merasa hidup lagi," ja
ungkin kita bisa pergi berlibur, melakukan sesuatu yang berbeda. Kita perlu men
"Aku ingin berusaha, tetapi aku juga tidak ingin terjebak d
erjanji untuk memperbaiki semuanya. Kita bisa mu
inta yang lebih baik tidak bisa diabaikan begitu saja. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ada jalan unt
esuatu yang telah berubah. Dia tidak lagi merasa terkurung dalam kehidup
aik, tetapi di sisi lain, dia tidak ingin mengabaikan komitmennya terhadap Arman. Dalam gelapnya malam, Maya berjanji pada d
hu bahwa esok hari akan menjadi titik balik dalam hidupnya-s
ambu