tahu ibu mertuaku pasti mendukungku, soalnya Ibu itu baik, nggak kaya cerita-cerita tentang ibu mertua yang jahat di novel-novel online. Y
, diajak ke syurga bersama, lah kalau suaminya bejad kaya gitu, mau kabur aja mikirnya dua belas kali. Takut nggak
, mungkin mengingat kisahnya dengan Pak Slamet. Ia lantas mengambil gelas tehnya dan me
an suaminya yang dulu, Mbak N
h lagi setelah Bapak meninggal. Ibu takut
embun. Bapak memang memberi memori tersendiri pa
epatnya bingung juga kalau Ibu sudah
, ya sah-sah saja menikah lagi, siapa tahu dapat suami yang lebih
. Meskipun aku dekat dengan ibu tapi kalau bercerita tentang suami
n dan Gilang untuk makan. Baru saja badan hendak bangkit da
s Firman sembari menghirup wangi
Bu Firda, ia menepuk kursi di sebelahnya
mping neneknya, matanya tertuju
anya Gilang sambil memegan
ikinkan buat kamu, tadi ibu lupa,"
a yang bikin, Jen. Kalian makan saja dulu," ucap Bu Firda ser
trinya, alisnya naik turun
irik ke arah Ibu yang sedang me
alas istrinya dengan berbisik. Ia penasaran apa
n Ibu. Meskipun Ibu mertuanya baik, tapi ia justru merasa segan. Mengecewakan ibu mertua
lega. Ia pikir istrinya aka
gambil nasi. Tidak ada percakapan diantara mereka. Sayur oyong dengan sambal dan
n tercekat di tenggorokan. Lidahnya kelu. Sampai sarapan selesai,
l bersama suaminya. Ia harus buru-buru menyelesaikan semua pernak -pernik membuat es cendol
untuk membawakan bahan-bahan yang sudah siap ke gerobak dorong yang ada di depan ruma
membawa toples besar berisi gula merah cair. Jeni me
i memberi aba-aba agar gerob
bawa tas di pundaknya dan mendorong gerobak
perempatan jalan besar. Di sana ada juga pedagang gorengan da
?" Renita yang jualan gorengan
an belum!?" tanya firman melo
n dari tadi. Anak-anak SMP pada libur jadi pada nyeblak pagi-pagi," jawab
itunjuk hanya t
t Firman pada istrinya. Jeni mengangguk-angguk sa
n jangan jauh-jauh ya," jeni be
Gilang sambil b
up panas sehingga orang-orang banyak yang mencari es cendol. Sampai pukul 1 siang, dagangannya s
il bungkusan di tas yang ia bawa. Sambil mencomot ubi rebus itu, ia
kup panjang dari Nida. Saat membaca p
di tadi, terus bapak melukin aku. Aku teriak-teriak manggil ibu. Waktu ibu masuk, aku ceritain ke ibu tentang bapak yang tiba-tiba datang, Tan. Tapi mala
ah!!! Aduh ba
Nida semakin parah. "Ya ampun, Mbak Nia kenapa jadi kaya