aki, mengikuti lekuk tubuhnya dengan elegan. Warna putih yang melambangkan kesucian itu seakan bertolak belakang dengan perasaan batinnya yang kacau. Matanya memerah, menahan air ma
hari itu terdengar dari balik pintu. Suaranya lembut, tetapi tidak menyembunyikan ke
ris berbisik, seolah berbicara pada dirinya sendiri. Namun, tubuhnya enggan bergerak. Kakinya terasa ber
nya yang dingin dan tak tersentuh. Leonardo, pria yang membeli hidupnya seperti sebuah barang dagangan. Nadine tidak tahu banyak tentangnya, hanya beberapa hal
k yang tidak tertulis dan sebuah pernikahan yang harus terlaksana. Kakeknya menuntut agar Leonardo segera menikah, d
sedo hitam, dengan postur tegap dan tatapan mata tajam yang selalu mengintimidasi. Setiap kali Nadine menatap wajahnya, dia merasakan ket
ada lembut yang bisa menenangkan hati Nadine. "Kita
agi. Dia mengangguk pelan dan berdiri dari tempat duduknya. "Aku siap," jawabny
ilai, seolah apa pun yang dia lakukan tidak akan pernah cukup di mata pria itu. "Baiklah. Mari kita
r itu tampak begitu asing, penuh dengan kemewahan yang justru membuatnya merasa semakin terisolasi. Sejak hari pertama tiba di rumah ini, Na
adine dan Leonardo. Nadine bisa merasakan tatapan mereka yang penuh rasa ingin tahu, bahkan beberapa di antaranya tampak merendahkan. Mereka
ncang saat prosesi dimulai, tetapi semuanya terasa seperti mimpi buruk yang tidak nyata. Kata-kata pendeta tentang cinta dan kesetiaan hanya terdenga
a maupun duka?" Suara pendeta memecah lamunan Nadine,
njerit, tetapi dia tahu, tidak ada jalan keluar dari ini. "Ya, s
an, tidak ada sedikit pun ekspresi yang muncul di wajahnya. Semua in
n yang menghangatkan, tak ada pelukan yang menghibur. Leonardo hanya menoleh sebentar, memberi angguk
-
masih merayakan pernikahan mereka terdengar samar. Namun di dalam kamar itu, kesunyian terasa begitu menusuk. Nadine men
uk tanpa ekspresi. Dia menatap Nadine dengan t
ku tidak peduli," ucap Leonardo tanpa basa-bas
pernikahan ini," lanjutnya, "Tapi jangan ha
is jatuh. Inilah suaminya. Seorang pria yang membeli
gu tanggapan, meninggalkan Nad