*
enjadi tempat berkumpulnya seluruh keluarga besar setiap hari. Keluarga
xton, tidak pernah dibiarkan menginap di penginapan seperti hotel. Sebaliknya, pintu Mansion Bl
inap di Mansion Addison atau di kediaman Axel dan Clarissa, tergantung pada jadwal dan kebutuhan. Se
menatap sambil fokus pada layar ponsel yang dipegangnya. Dengan cermat, ia mengutak-atik layar canggih
ah berhasil terhubung deng
las suara dari
h lama pulang?" tanya Janee
kan pulang. Ada apa, Mom?"
Sebentar lagi adikmu akan tiba di bandara,
rina. Kalau aku yang pergi, sepertinya tidak akan keburu, Mom. Jaraknya cukup jauh, kasihan kal
itu. Akan Mom bicarakan dengan Morgan. Terima kasih
i telinganya. Ia kemudian melihat ke depan dan melirik sebenta
a. "Aunty, ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu? Terlihat seperti kau sed
nyuman, ia menjawab, "Ah, ya, Nak. Tadi aku baru saja berbicara dengan Ma
"Ada masalah apa, Aunty?" ta
putnya di sana. Aku berharap Rio bisa menjemput adiknya, tapi se
g sebelum akhirnya berkata, "Kalau bol
ini tidak merepotkanmu, Nak?" tanyanya sambi
jawabnya. Bagaimana mungkin ia tidak senang jika orang yang akan ia jemput adalah wanita yang dicintai
apkan, "Terima kasih, Nak, atas kes
mana kalau aku berangkat sekarang saja? Jam berapa M
ar ponselnya yang menyala, Janeeta beralih men
, aku akan segera pergi. Permisi, Aunty," ucap Wi
um, "Sekali lagi, terima kasih, N
ama, Aunty," sebelum bergegas menuju
kan mesin kendaraan. Dengan perasaan berdebar, Willem memacu mobil
dari pandangannya. Ia tersenyum, "Anak itu sangat baik dan sopan.
yang lalu putrinya Marina pernah menjalin hubungan de
sudah bertunangan dengan putra dari rekan bisnis suaminya. Mungkin, jika tidak
u akan segera menikah. Lagi pula, Luke tidak kalah baik dan sopan." Janeeta mendesah pendek, kemudian memu
*
lam bandara. Dengan langkah ringan, wanita cantik itu melangkah sambil menyeret koper
g di depan wajahnya. Dengan ibu jarinya, Marina m
rina bahwa sudah ada yang menjemputnya di bandara, t
setelah membaca pesan dari Ibunya. Kemudian, ia
terhenti ketika matanya terpaku pada sosok tampan
etika lemas. Bahkan kedua kakinya seperti jelly,
isik Marina dalam hati, pandangannya masih terpaku pada s
pandangannya ke arah lain dan melintasi Willem begitu
gap menahan lembut tangan kanan Marina, menyebabkan wani
a dan rindu yang bercampuran, "Lepaskan aku. Jangan sentuh ak
ngedarkan pandangannya ke sekitarnya, melihat orang-orang berlalu-
rina, "Aku tahu kamu tidak suka ak
ntas mengapa kamu da
. Aku sangat merindukanmu,"
ampan Willem, kemudian Marina mengalihkan pandangan
a berdesir ketika pandangan mereka bertemu. Apalagi sosok Willem yang sekarang jauh
kesal pada dirinya sendiri mengapa ia justru mengagumi perubahan Willem. Lelaki yang pernah m
Lelaki itu bergeming, tak menunjukkan tanda-tanda akan mengabulkan p
namun tak berhasil melepaskan
em sangat suka mendengarnya. Walaupun sebenarnya itulah panggilan biasa dari orang-orang te
llem tanpa peduli bahwa Marin
gan tujuan menjemputku, maka sekali lagi aku katakan, aku tidak mau ikut de
ikan bibir seksi wanita tersebut. Dia ingin meny
a akan membawamu ke Mansion Blaxton dengan selamat. Jadi, aku mohon, lupakan sebentar rasa bencimu padaku. Biar ak
Yang jelas, aku tidak mau berada dalam mobil yang sama dengan kamu. Dan jangan paks
nya, "Kamu ingin aku gendong?"
takan jarak antara dirinya dan Willem. Sedangkan tang
Kalau tidak, ikuti aku ke mob
l sang wanita yang tengah menatap
nya dari Willem. Lelaki itu mengangguk pelan seb
but tangan kanan Marina, sementara tangan yang lain menye
ihan selain mengikuti langkah Willem. Meskipun ada keragua
, kamu semakin menarik, membuat aku... semakin gila,'
itu," ucap Marina pelan, menyadari
andangi wajahmu," balas Willem sambil membuka pin
nyum hangat. Marina menatapnya sejenak sebelum ak
*