*
elam kembali menyergapnya, membuat hatinya remuk redam. Ia merasa hancur oleh pria yang pernah menja
, namun Marina tetap kukuh menolak dengan tegas. Dia menegaskan
ilema karena masih terjebak dalam kena
kalangan keluarga. Mereka bertanya-tanya mengapa Marina begitu keras menolak hing
illem terhadap adik mereka, mungkin keduanya sudah mengambil tindakan tegas te
sa malu, ketakutan, dan keinginan untuk tidak menimbulkan masalah yang lebih rumit. Marina khawati
babak hidupnya dengan Willem. Dia menol
uke, Marina dengan cepat menerimanya. Dia berharap bahwa
ma Luke dan belajar mencintainya, Marina tetap tidak bisa melupakan Willem. Bayangan W
ri tanpa alasan yang jelas, namun yang
enuh makna, "Maafkan aku. Aku mencintaimu, Marina." Meskipun tulisannya singkat, namun k
dari Willem, kalimat yang terus-menerus diulang
rina telah hancur oleh Willem, seperti habis manis sepah dibuang. Harga diriny
akuan dan pengkhianatannya. Meskipun begitu, apakah Marina benar
ak untuk melihat wajah tampan lelaki itu, karena tak ingin terjebak
enolak undangan untuk merayakan pesta ulang tahun keponakannya di Wellington,
g pria di ambang p
"Astaga, Rio, kamu membuat orang kaget saja!" kesal M
k melamun sejak tadi. Aku ketuk pintu tapi tidak direspon," ujar Mario sambil dud
Mario seraya menatap
"Tidak ada," jawabnya d
ekat. Kemudian dia bertanya, "Ada masalah kerjaan?" Marina kem
a, Rio. Aku dan Luke baik
elamun jika tidak ada masalah,
sambil menat
tengkar?" t
u dan Luke baik-baik saja. Mengapa kamu su
Axel keluar dengan wajah masam dari ruang
dimarahi oleh Cla. Dia kan takut sama ist
jelaskan Mario. Sungguh, dia tidak rela jika ada orang yang menganggap dia takut pada istrinya. Meskipun sebe
alas. Mario terkekeh pelan melihat ekspresi s
obil," beri
hela napas lalu mengangguk pasrah. Setelah itu, ia segera bersiap-siap membereskan meja kerja dan memasukkan ponsel
*
hari ke
a Marina, kakak, dan kakak iparnya sudah berangkat ke Wellington kemarin k
idak ikut, meskipun sudah dibujuk berulang kali
ndirian di meja makan panjang yang biasany
gan sopan, "potongan buah segar Anda sudah siap. Saya minta
sebut sambil mengulas senyum, "Tidak apa-apa. Terima kasih. Maaf sedikit merepotkanmu." Marina memang seperti Ibuny
pun melanjutkan sarapan paginya. Ia hanya mengkonsumsi potongan buah segar dan segelas
tor dengan menggunakan jasa sopir. Entah kenapa, hari ini d
tiba di kantor. Ia langsung naik menuju l
a-tiba ponselnya berdering. Ternyata, ya
mergoki keberadaan Luke dan Vamela di restoran waktu lalu, hubungan mereka tetap baik-baik saja,
ahi percakapan. Dia memberi alasan kepada Luke bahwa ada beberapa pekerjaan yang harus segera d
h untuk cepat-cepat menyudahi obrolannya dengan Luke.
di sekarang, tetapi sudah sejak dulu. Itulah mengapa
rtt
a-tiba ponselnya berdering, membuatnya terlonjak kaget. Marina mengalihkan
g tertera pada layar perangkat canggih tersebut, sambi
s is ca
elan. Dia dapat menebak apa tujuan anak laki-laki itu menghubunginya. Dengan g
mbut Marina sambil me
, tetapi Aunty tidak pernah mau hadir. Apakah Aunty benci padaku? Atau mungkin aku pern
e
eponakan. Ia menelan ludah dengan kasar, sambil memikir
sekali dan kamu tidak pernah melakukan kesalahan apapun y
ola tersenyum di hari lahir kami. Kalau Aunty tidak bisa menginap, tidak mengapa. Setelah aku selesai tiup li
t kedua matanya sontak berkaca-kaca. Marina membuka bibir hendak meng
al dari Aunty. Kami hanya membutuhkan kehadi
pit dadanya. "Iya... iya, nanti Aunty datang," suaranya terdengar tercekat di te
ang, maka aku dan Nicola sangat kecewa padamu. Aku akan menganggap ketidakhadiranmu adal
uruk pada keponakannya. Dia percaya bahwa semua ucapan yang dilont
oakan Aunty semoga selamat sampai tujuan," janji Marina, yang pada akhirny
nmu, Aunty. Sampai jumpa b
lum menurunkan ponsel dari telinga dan pan
rina mengusapnya dengan lembut. 'Aku sadari bahwa kapanpun wakt
*