hun kemu
us kaca pesawat, menerangi wajahnya yang lelah. Di sebelahnya, Violet, putri cantiknya, tertidur lelap, kepala
il sibuk merakit mainan lego. Potongan-potongan berwarna cerah berserakan di atas meja lipa
n putranya. Victor bisa menghabiskan berjam-jam membangun berbagai macam struk
Dulu Amber pindah dari sana ke Dallas karena keputusannya untuk melahirkan si kembar membuat ibunda Jessie, yakni Margareth Swan mengasihanin
njutkan kuliahnya lagi dan bekerja paruh waktu. Jika tak ada Margareth di hidupnya, mungkin Amber tak akan bisa sampai di ti
warkan pada Amber untuk meninggalkan saja si kembar di Dallas, agar jauh dari masa lalu Amber yang kelam. Namun, ibu mana yang bisa berpisah dengan
lembut. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu melindungi
di kulitnya. Dia tahu bahwa perjalanan ini akan penuh dengan tantangan, tetapi dia juga tahu bahwa d
dengan hiruk pikuk penumpang dan aroma makanan yang menggoda. Amber menarik kopernya dengan satu tangan, sementara tangan lainn
eluh Violet, peru
an penuh kasih sayang, "Baiklah, S
ebih dahulu sebelum memesan makanan. Dia menemukan meja kosong di dekat kasir, tempat dia bisa mengawasi anak-anaknya dengan mudah. "Nah, kalian jangan ke ma
si kembar, Amber lalu bergegas ke kasir untuk memesan makan siang. Dia memesan past
s copot. Kursi yang ditempati Victor dan Vio
r dengan panik, suaranya berge
dut ruangan. Ketakutan mulai menguasainya. Bagaimana bi
emberikan deskripsi Victor dan Violet, foto mereka, dan nomor teleponnya. Petu
ngah kepanikannya, Amber teringat pelajaran tentang kesabaran dan keteguhan yang selalu dia ajarkan kepada anak-anaknya. Dia
an mahal tak mampu menyembunyikan aura arogan dan dingin yang menyelimuti dirinya. Tatapan matanya yang tajam bagaikan pisau, siap menusuk siapapun yang berani menentangnya. Julian berad
ai puluhan juta dollar berlangsung alot, penuh dengan perdebatan dan strategi licik. Julian tamp
mereka menabrak kaki Julian, membuat Violet terjatuh dan dokumen-dokumen pentingnya berserakan di lantai. Tangisan
dinya, dengan suara penuh ketegasan. "Mark, singkirkan bocah-bocah nakal ini! Beraniny
kipun gemetar maju dan membungkuk di
raut wajah ketakutan. "I
h yang ketakutan itu. "Baiklah, maafkan aku juga. Di
sung mengambil alih. "Nah, kalian le
tapi keduanya menolak dan langsung berlari menjauh. Di tengah kekacauan itu, Julian kembali fokus pada negosiasi bi
membatin. Jelas mengingatkannya pada seseorang. Aka
on, apa kau
khirnya tenggelam pada berbagai kesepakatan yang sejak tadi dia ributkan di telepon. Dan setelah selesai, J
elingukan, kebingungan mencari tahu apa
bocah
erjap bin
Julian gemas, dia memicing tajam pada M
h tidak mengerti apa yang dicari dan diinginkan oleh Julian.
"Singkirkan kekonyolan