aupun awalnya Aletta juga menolak jika harus menikah dengan Bian, namun karena bujukan da
tidak ada yang mengerti dengan perasaannya kala itu. Hati Aletta seolah menjadi maina
i menjadi istri Bian," ucap Monic
pikir Aletta menangis karena bahagia, tetapi kenyataannya justru dia menangis karena kesedihan. Pernikah
dak ada cinta diantara aku dan Bian," tanya Aletta de
ng. "Kalian akan baik-baik saja, bunda yakin Bian anak yang baik. Dia ka
k menyangka akan menikah secara mendada
dengan Aletta?" tanya Bian sopan d
menepuk bahu Bian sebelum pergi dari sana, dia sedikit tenang walaupun Bian yang me
letta dengan lembut. "Ikut saya sebentar,"
a melepaskan cengkeram tangan Bian. "Lepaskan aku! Kenapa kamu
gkeraman tangannya lalu menjawab, "Memangnya kamu bisa menolak perintah merek
nikah denganmu, Bian,"
u, maaf tapi aku benar-benar tidak b
ta lalu berkata, "Tidak apa-ap
an menaikkan a
setelah beberapa bulan menikah dengan Bian.
i aku punya s
letta mengerut
ikan perkataannya sejenak, dia menggenggam tangan Aletta lalu kembali b
genggaman tangan Bian. "Oke, terserah kamu. Tapi intinya aku tidak ingin selamanya bersama kamu, Bian. Kar
kembali?" ucap Bian sambil menat
*
han baru saja selesai, seluruh tamu undangan sudah pulang kerumahnya masing
rumah kamu sendiri atau ke rumah daddy and mommy?"
," jawab Bian sambil menyerupu
o. Tidak tau kemana kekasihnya itu pergi, hati Aletta seakan mati r
ralih menatap Aletta. Sementara Aletta
l Monica menepuk
eh menatap Monica dengan raut muka bingung. "Ada apa,
uanya sudah terlanjur bukan? Tidak ada yang bisa diulang kembali. "Bian mau mengajak k
, memaksakan senyumanny
elum Adnan kembali membuka suaranya. "Bian! Sepertinya Alet
keluarganya dari belakang. Sesampainya di depan, Aletta dan Bian berpamitan. Aletta kembali menitihkan ai
masuk kedalam mobil, dia memang tipe p
-hati
*
sebagai suaminya. Walaupun melupakan Aldo sangat sulit untuknya, apalagi Aldo belum di temukan. Seperti saat ini, Aletta pasrah diperintah ole
minimalis dan elegan masih terkesan mewah pada rumah itu. Bian keluar dari mobil kemudian membuka pintu
hendak menarik satu kop
Aletta pelan sambil berkata, "Tidak u
kembali dengan Aldo yang sering menepuk kepalanya. Namun Aletta
ya?" tanya seseorang wanita tua y
waban, dia tidak tau harus bicara apa lagi.
tersenyum, mengambil alih koper yang ada di tangan
dalam saja," ucap Bian ramah, dia kemudian melangka
ke dalam, Diah pun menunjukkan letak beberapa ruangan pada Aletta. Tidak lupa
kan jadi kamar nona Aletta
s bereaksi seperti apa, dia hanya bingung bagaima
telah itu Diah turun ke dapur meninggalka
sa putih abu-abu. Mata Aletta menyapu seluruh ruangan, dia tidak menemukan pria yang sudah menjadi suam
. Membawanya menuju lemari kaca yang terletak di sudut ruangan, Aletta duduk di lantai mul
us menikah dengan Bian sih." Aletta menggerutu tanpa henti, tidak dirasa air matanya
lek
ka melotot saat melihat Bian keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di
mbil menutup matanya deng