yang menghilangkan embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dar
anya ketika terkena sinar matahari yang menembus jendela. Ketika dia membuka matanya, hal pertama yang dia rasa
arusnya menjadi suaminya. Hatinya semakin sesak karena Bi
n kemana Aldo pergi?" Cairan bening kembali membasahi p
pelan menuju kamar mandi, Aletta mengumpat dalam hati, mengumpat pada Bian. Bahk
mnya, ia keluar dari kamar mandi dengan gaun selutut yang pas di tubuhnya. Kemudian memoles wajah
lam, Aletta dengan ramah berjalan
pan dulu," balas Di
yang baru saja masuk ke dalam kehidupannya. "Bi Diah, B
a tersenyum. "Mbak Aletta kan
. Meski begitu, ia masih kesal dengan Bian. "Nggak," jawabnya sambil me
ya juga pengantin baru. Pak Bian kan sud
tidak penting untuk menanyakan hal itu. Hanya s
an Bian membuat sarapan itu sendiri tadi pagi, ini khusus untuk kamu. Jadi
ika Bian yang membuatnya, tetapi tanpa sadar dia tersenyum tipis. Namun itu hanya bebera
n," ucap Aletta mulai makan
ta kembali memakan dengan laha
annya kembali ke Aldo. Bahkan Aletta tidak tahu di mana Al
, aku pergi dulu ya. Kalau Bian nanya, bilang aja kalau aku la
nya tidak di
a segera berlari keluar rumah. Ia menunggu t
..
nti di depannya. Awalnya, Aletta sempat takut kalau itu adalah Bian. Namun se
Kamu mau
menggeram, lalu Aletta masuk ke d
o langsung memeluk Aletta dengan erat. Sudah lama sekali ia tidak bertemu deng
ri matanya saat ia teringat akan pernikahannya kemarin. "Untung saja k
io menyeka air mata Aletta. "Aku sudah tahu semuanya, aku tidak bisa berkata apa-apa selain
atap tajam ke arah sahabatnya. "Nah, dari mana kamu bisa tahu? Gue mau
mu tidak kasih
da kamu banyak bicara, le
man
ari A
ua pun pergi mencari keberadaan Aldo, meski tidak ada petunjuk sama sek
*
erjaan yang tertunda. Pandangannya hanya tertuju pada laptop dan be
uk
map dari lacinya terjatuh saat ia mengambil berka
to Aletta di dalam map itu. "Kamu sekarang istriku, Alet
kl
dan map itu ke dalam laci ketika ada or
anita itu sambil berj
h ketika melihat siap
an membalas pel
u lakukan di
n tipis itu menempel di pelukan Bian. "Aku ingin bertemu denga
ian ingin marah, tetapi tidak bisa karena Stella merupakan partner kerj
sayang' lagi. Kita sudah putus
ang cukup terkenal di kota ini dan baru putus hubungan selama dua bulan terakhir dengan Bian. Mengenai per
singkat. "Aku tidak peduli, sekarang ayo kita mee
bar karena sebentar lagi kontrak kerjanya dengan Stella akan berakhir. Bian berpikir sejenak sebelum akhirn
sementara Bian mengemasi barang-barangnya. Setelah selesai membere
ari kantor Bian, mereka berdua masuk bersama. Baru saja masuk, netra Bian lang
ana?" Bian bergumam pelan, matanya tak pernah