au kau tidak bisa, maka akan dipastikan ayahmu tak akan mendapatkan pe
tersebut lakukan. "Kalau Anda menghentikan perawatan
mberikan aku keturunan atau ayahmu akan mati." Lelaki itu mendorong gadis muda tersebut
tapi justru menjadi sebuah neraka bagi g
itu meringis ketika merasakan
ainer ternama itu harus robek oleh perbuatan sang s
Cantika harus menahan semua itu demi kesembuhan sang ayah, yang s
at jika aku menyerah di dalam pernikahan ini." Cantika meringkuk di sudut
rsihkan, lantaran tidak memiliki tenaga la
? Apa kau tidak ingin membersihkan tubuhmu
tkala melihat sosok yang mendekat ke arahnya. Aura di
dak kembali lagi ke sini
au harus selesai, dan jangan lupa kenakan ini," titah Andika
ak, lalu dengan cep
seorang sepertimu tak pantas menyebut
." Cantika memeluk gaun tidur itu dan
ut kembali penampilannya. Mata cantik itu terl
Walau akan mengenakanny
a menunggu!" Andika berkata lantang, sehingga mem
ran sangat malu dengan g
aka jangan salahkan aku jika hukuma
sehingga Cantika tahu kalau sang suami s
i seseorang yang sudah membel
idak mendengar tanda-tanda Andika kembali. Gadis itu merasa sangat kedinginan berada di dalam
mejamkan mata. Dia merasa ada seseorang yang menin
iak Cantika ketakutan. Kamar yang gela
erti ini!" Lelaki itu tertawa serak.
ya sendiri. "Tuan Andika! Saya bukan Kartika!" Dia memalingkan wajah dengan air mata mengal
enyorot tajam. "Berani-beraninya kau menyebut nama wanita
ak sekuat tenaga. Andika mengumpat keras
saja bangkit dari kasur. Namun, langkahnya terhenti ket
udah cukup main-mainnya." Lelaki itu berbisik serak, mengabaikan tangis Cantika y
sanggup menahan rasa sakit
sakit!" jerit gadis muda itu.
macu kekuatannya, tak peduli bahwa Cantika merasa kesakitan. Ia menemui puncak kepuasan seorang diri, sementara Can
engan tatapan puas, seringai muncul di sudut bibirnya. "Ternyata kau masih
nnya semakin nyata. Di dalam hati Cantika merasa hancur, memar kebiruan menghiasi tubuhnya akibat ce
mutuskan untuk berbaring dan segera tidur. Cantika menahan isak tangis, namun tampaknya A
at kotor. Dalam hatinya merasa sangat hancur, tangisnya semakin keras. Ia
seraya memukul-mukul tubuhnya, tak p
tangisannya, bahkan tak mempedulikan apakah ada seseorang yang aka
untuk mengenakan jubah mandi. Langkahnya yang lesu dan tatapan kosong membawanya menuju kasur besar y
, membayangkan dirinya menghabiskan hari-hari dalam rumah ini untuk waktu yang tak bisa diperkira
s dari tempat ini," gumam Cantika seraya meremas sel
n tiba-tiba menyentak kasar selim
yang ia tiduri. "Ugh, kenapa harus kasar begini sih?" keluh Canti
eringai sinis sambil menatap C
, jadi kau harus membuat dirimu berguna dengan tidak bermalas-malasan!" teriak peremp
p wajah perempuan yang berdiri di had
ut wajah bingung, merasa tidak mengen
menyelamatkan ayahmu yang renta itu dari tekanan hidup!" bentak Kartika, kem
encoba melepaskan rambutnya dari c
babkan beberapa helai rambut Cantika tertarik hingg
nya, sedangkan Kartika bangga berdiri di hadap
menjadi nyonya di rumah ini. Akulah yang nyonya, sedangkan kau hanya seseorang yang dibeli!"
tuk mengambil seragam pelayan yang tergeletak di lantai. Setelah itu, ia melangkah gontai
gian tubuh yang terluka. Ia mencoba menahan rasa sakit, na
yak air yang terbuang dari sana semakin banyak ua
ng keras yang terdengar nyaring. Ia merasa terintimidasi,
ayan yang teronggok di atas kasur. Wajah gadis tersebut menjadi s
Cantika dengan suara meninggi, se
m pakaian tersebut, mencoba menahanBr
ke dalam kamar dengan wajah din
di sangat lelah menunggumu!" gerutu Kartika sam
murung dan pipinya memerah. Tangannya gemetar dan bibirnya bergetar saat berkata
a kasar, terlihat sangat tidak s
pakaian apa?" tanya Kartika
li, sebelum akhirnya mengumpulkan kebe
kah tidak ada pakaian yang lain?" tanya Cantika dengan pel
kir kau bisa meminta apa pun dariku?" katanya, penuh sinisme. "padahal kau hanya
n tubuh gadis itu hanya tertutup oleh pakaian dalam. Cantika merasa panik, mundur b
menutupi bagian tubuh yang terlihat. Rasa malu menyeruak, membuatnya ingin se
Cantika, dengan tangannya masih men