ukkan. Sungguh, ini begitu nikmat. Baik Lily mau
ma kali itu akan terasa begitu sakit, tapi ia tak merasakan itu sama sekal
begitu membuatnya tergoda. Tapi ia harus berhenti. Entah sudah berapa kali ia melepaska
arus berh
an menuju laci yang ada di bawah tempat tidur. Membuka laci tersebut dan mengeluarkan sesuatu dari dalam s
h ini, jadi minum obat pencegah kehamila
am, Lily kembali dibuat sadar akan status
jika aku pelac
t. Padahal tadi ia tak merasakan sakit sedikitpun. Namun Lily menc
mungkin ia masih berharap sebuah keluarga kecil yang bahagia. Tapi tidak untuk sekarang. Bahkan ia
eluar dari kamar. Lily kembali membaringkan tubuhnya. I
lembut, hentakan lembut namun penuh tempo yang cepat, membuatnya benar-be
kembali menyebalkan k
ng phelacur ulung di sini. Hiduplah seperti wanita penggoda di rumah ini. Dan pers
a itu. Seumur hidupnya, ia tak pernah menikmati perempuan yang sama untuk beberapa ronde. T
engingat bagaimana indahnya t
itu saja aku sudah te
eng kuat. Ia
membawanya ke kamar itu, ia bertemu de
ngan itu kembali setelah gadis itu
tuh. Setelahnya Dimas kembali ke kamar. Ia harus members
*
sosok Dimas, mendapat info dari salah satu ART di
n menghembuskannya pelan, Lil
a. Memunculkan wajah seseorang yang sangat ia kenal. Pri
" jawabnya Dingin, m
itu sama-sama dingin
erdiri di depannya, "Egh
ada urusan. Atau kau ingin ku masuki lag
l
pa mak
uri pasti akan memohon untuk kumasuki lagi. Atau kau butuh
mendengar pe
erti ini. Selalu dianggap gatal da
AA
stian, kau keluar dulu.!!" perintah Dimas dingin. Sungguh suasana hati Dimas saat
k lalu pamit dari
Mau apa kau? Kau ingin uang dariku? Tapi
. Bajingan..." Geram Lily tak terkontrol. Walaupun faktanya ia sudah menyerahkan tubuhnya pada Dimas, dan ia sendiri juga sudah
n Lily. Apa kau lupa seberapa gilanya perm
e
akit dalam dirinya. Bahkan tujuannya mencari Dimas pun langs
AA
elaku utamanya adalah Lily. Gadis itu baru saja keluar dalam keadaan m
lebih mahal dari bayaranmu semalaman." ujar Dim
ku melakukan itu lagi untuk membayar jaminannya yang entah kapan akan selesai? Kau ingin aku mengangkang di depanmu l
mereka.tapi memang dasar Lily, ia tak akan membuat dirinya repot dengan hal seperti itu
tak bermoral
rangtuaku, kenapa aku yang kau siksa? Apa salahku? Kau meniduri
al
bisa
ontak. Yang kau beli hanya tubuhk
ia berdiri dan berjalan dengan cepat dan semakin lama semakin dekat dengan Lily. w
a kau?" teri
itu terus mendekat. "Ja..jangan mendeka
keadaannya darurat, Lily langsung berlari masu
nahan dengan kuat, mendorongnya keras sampai pint
AA
seketika membant
ajam. Pria itu terus maju mendekati L
a maks
sialan? Kau ingin aku masukimu lagi? Kau tahu kan suasana hat
e
semua tulangnya serasa melunak. Tanpa bisa dikontrol lagi oleh Lily,
ek Dimas. Ia mendekatkan mulutnya ke arah
mengecup lehernya, mencipkatan sensasi
ia menutup mulutnya. Merutuki dirinya yang dengan m
ong Lili hingga telentang di kasur. Lalu menatapnya sebentar dan keluar dari kamar.
*
ri kamar Lili, ia langsung berjalan menuju kamarnya dan
kesal. Ia tak bisa menjelaskan reaksi
t kalau miliknya menegang dan jujur, ter
elana jeans nya dan menyisakan
rutuk Dimas yang berbicara pada perkakasnya sendiri. Mungkin jika L
u...oh ayolaah, ini masih pagi untu
acam-maca
u butuh
an sen
a ada wanita yang
ni masi
n dengan
mengenakan celana training longgar dan keluar kamarnya menuju kamar lily. Mem
*
aa
t saat pintu kamar terbuka dengan
rkabut dari pria itu. Lili hafal tatapan itu, itu tatap
asih perih.." pinta Lili. Namun t
uju kasur. Mendudukkan Lili di pinggir kasur lalu
um siap." rengek Lili memohon namun
sudah kau tandatangani, gadis sial
oba memberontak, bahkan ia mencoba naik ke atas ranjang untuk bisa ber
an menahan dengan kedua tangannya lalu memasuki Lili cepat, membuat wanita itu bergetar dan terpek
. Lenguhan yang siapapun mendengarnya, mereka
nya keputusan bodoh orang tuamu
. Sedangkan Lili, yang tadi kesakitan bahkan sudah merusak licinnya alas kas
gi saat perkakas Dimas keluar sampai ujung l
eduanya yang mulai
Dimas, ak
merespon, pangkal pah.anya semakin menggeli, apalagi hentakan D
enguh panjang Lili menjadi pen
sampai wanita itu tel.enta
as mendorong miliknya jauh lebih dalam
tar. Peluh keluar cukup
ehamilan mu..!" perintah Dimas sebe
i pelan sembari menatap pintu yang menjadi pembatas ia dan Dimas
a ia di sini, ia hanya akan jadi budak Dimas..jadi, ayo kita melakukan
*