shba
ne, Aus
aster,
Sayang! Kau e
Dakota baru saja membuka pintu apartemen sang kekasih. Namun, maksud hati ingin membuat
ih. Langkah kaki Dakota terhenti di depan kamar yang pintunya tidak
asihnya tengah melakukan hubungan seks deng
terkejut Dakota datang. "
air mata yang bercucuran membasahi pipi
uk melilit di pinggangnya. Wanita selingkuhannya memilih tetap
raih tangan Dakota, tapi wanita itu
ihat ini sangat jelas! Kau telah mengkhianatiku!
lisah. "Aku mohon maafkan
cincin lamaranmu. Berikan pada jalangmu. Mulai detik ini, kau dan aku hanyalah orang asing!" Dakota berlari meninggalkan apartemen sang kekasih,
shba
*
, It
i sana terpesona pada sosok Dakota yang hanya sendiri. Dakota tidak ingin menunjukkan kesedihannya lagi. Sudah
uk mabuk tidak jelas. Dia mendatangi klub malam, karena ingin bersenang-senang. Sebenarnya dia ingin mengajak s
ta merasakan jijik. Dakota bukan wanita kuno. Sudah beberapa kali dia make out dengan kekasihnya. Namun, untuk lebih dari itu, dia tidaklah mau. Dalam arti hing
apa?" tanya sang bartender pada
percaya kau mampu meracik minuman dengan baik,"
. "Baiklah. Saya akan meracik minuman t
a dengan mantan kekasihnya dulu. Shit! Dakota mengumpat di kala mengingat tentang mantannya. Padahal sudah seharusnya mantannya tidak lagi muncul ke dalam b
artender menyerahkan minuman ya
ta melangkah menuju ke lantai dansa-tanpa memedulikan orang di sekitarnya. Dia hanya ingin menari menikmati m
ikan padanya?" tanya pria
terbiasa minum, satu gelas saja tidak akan membuatnya merasakan mabuk,"
senyum penuh percay
ertanya, tetapi pria tampan itu malah menyusul Dakota yang sudah berdans
gak minumannya hingga tandas. Dia sama sekali tak peduli dengan masal
wajah Arab begitu tampan, menggoda Dakot
k pria asing yang baru saja dia temui di klub malam. Persetan dengan semuanya. Dakota sudah berkali
kana mendapatkan lampu hijau-di mana Dakota tak menolaknya sama sekali
ni, pria asing itu hendak mencium bibir Dakota. Namun, baru saja bibir mereka mene
bentak pria Arab
pria tampan itu, den
ku-aku!" Pria Ara
arat menatap tajam pria Arab. "K
tkan Dakota begitu gesit melawannya. Satu pukulan keras membuat pria Arab it
eyakinkan bahwa, yang dia lihat benar yaitu
ta, hendak mengajak pergi. Namun, karena kesulitan membuat Dyl
ylan! Apa yang kau lakukan!
alkan klub malam itu. Tangan lentik Dakota memukuli punggung kekar Dylan, t