itu mengerjap beberapa kali, tak sama sekali menyangka. Selama ini, dia tak terla
n yang sangat menyebalkan. Ternyata dirinya sudah bertemu dengan pria
t kecil." Zeus lebih dulu bersuara, memberikan komentar pedas, menatap ayahnya yang
Vintari sudah di atas 18 tahun. Jadi sudah masuk dalam ka
jodohkan oleh anak kecil. Shit! Zeus rasanya tak ingin berhenti mengumpat. Jika bukan karena ad
n menjadi masalah. Yang terpenting kalian bisa saling
matanya malas, mend
ngan kanan Vintari. Detik itu juga raut wajah Jenny berubah. "Astaga, Vintari. Kau
rsalah. "Iya, aku tidak sengaja.
uang kerjanya," jawab David dengan senyuman di wajahnya. "Anyway, Jenny, Robby, aku rasa kalian bi
Zeus seraya menatap dingin ayahnya. Mengantar gadis kecil itu?
rasi. Jadi tidak akan lama," jawab David tegas, lalu menatap
dari kedua orang tuanya. Tatapan yang mengartikan bahwa dirinya tak b
gitu terpaksa-dan mendapatkan senyuman dari kedua orang tuany
emberikan tatapan dingin dan kesal pada Vintari. Gad
*
u menyeruak ke indra penciuman gadis itu. Ruangan yang tertata begitu rapi sem
kan lama," ucap Zeus dingin, de
Vintari menaha
us menatap di
anjang. "Harusnya
nolak, kan?" Zeus memb
a itu benar. Dirinya tidaklah bisa menolak. Andai saja bisa, sudah pasti dirin
harus aku periksa." Zeus langsung melan
Rasa sakit di kepala Vintari mulai menyerang. Sakit yang timbul,
apan gadis itu kini mulai mengendar ke sekitar ruang kerja
tkan pria itu. Detik selanjutnya, Vintari mulai lengkahkan kaki mendekat, mengambil foto Vintari semasa kuliah. Perl
foto-foto Zeus di masa lalu. Gadis itu sama sekali tak sadar, bahwa Zeus sudah masuk ke da
terkejut hingga hampir menjatuhkan bingkai foto di tangannya. Refleks, Zeus
. "Zeus, kau bisa memb
lau kau mati muda, karena terkejut," jawab Zeus seraya
ini selalu membawa-bawa umu
kunci mobil dan dompetnya
ebak usia pria itu. Ya, tindakan gadis itu membuat Zeus sedikit
nta
antara 27 atau 28 tahun,
yum samar.
pa?" Mata Vintari m
," jawab
ak mungkin orang tuaku menjodohk
melangkah meninggalkan Vint
ya, langkah kaki Zeus sangatlah biasa bagi pria itu, tapi tidak bagi Vintari. Vintari harus berlari kecil d
pun terjatuh dan menjerit. Sontak, Zeus yang ada di depan lang
kesakitan dengan lutu
"Gadis itu kenapa s
ntari serta mendudukkan gadis itu ke kursi yang ada di halaman parkir itu. Zeus mengamb
mengobatiku atau tidak?" s
ya, menatap Vintari. "Apa kau l
ya, membuat otaknya menjadi blank seketika. Sudah pasti Zeus
bat di kala sudah selesai mengobati lutut Vin
Kau ini galak sekali. Dokter itu wajib r
u, maka aku tidak mungkin ramah. Kau gadis paling cerob
ncebikkan
annya pada Vintari. "Kita pergi sekarang.
a, membuatnya kesulitan untuk berdiri tanpa bantuan. Dengan wajah yang masih tertekuk, ga