sahabatnya berjalan ke arah meja mereka.
sekali tidak menjawab pertanyaan Yuda, kemudian mwreka makan dalm diam, tetapi setel
rasa ada sesuatu yang berbeda pada A
Yud?" bisik Malina. Yuda
nya mereka jadi seper
usan tepat sekali. Gerakan tubuh Astri dan Restu
tanya Yuda pada Restu
ertawa
ekarang sudah sembuh," jawab Restu. Astri juga tertawa keras, bahkan terlalu keras,
reka berdua aneh sekali," bisik Yuda, Astri memanda
ek," kata Malina secara mendada
l ramai!" seru Restu, Astri mengiyakan. Tetapi mereka berdua mengatakan hal itu seperti sambil lalu saja. Astri
ga," kata Astri dengan wajah
udah dan menggel
saja!" Malina beranjak pergi begitu saja, meninggalk
gi?" teriak Yuda setelah
engan mereka berdua, aku takut,
ya baik-baik sama mereka, kan bisa? Kenapa harus p
t cara mereka berbicara kepada kita? Mereka berbicara kepada kita seperti berbicara kepada
a teman akrabnya --Astri dan Restu-- sama sekali tidak menyusul mereka dan meminta mereka kembali bergabung di
ah berurai
saja, ya?"
era berjalan menuju ke parkiran. M
ggelengkan kepalanya dan memandang Malina dengan ber
menyuruh kita membayar juga, kan?" kata Malina dengan air mata yang mengalir di pipinya. Yuda merasa sangat iba melihat Malina
menanggapi seperti apa, "kita pulang dulu saja, ya. Semoga beso
ng hatinya, dia tahu, Astri dan Restu t
*
elirik HPnya. Grup WA mereka berempat sepi, padahal biasanya mereka berempat akan membahas banyak hal,
ihn
berteman dengannya setelah kejadian tadi. Buliran air mata mengalir lagi. Dengan penuh rasa tak menentu, Malina mengambil HPnya dan membuka pesan WAnya dengan Astri. Pesan terakhir
ri marah padanya, tetapi segera menghapus pesan itu. Malina mengetikkan pesan lagi untuk Astri, ditu dia menyisir rambutnya dan menangis lagi. Dia
udah nggak bisa m
ermin meja riasnya. Kalau tidak salah tadi Astri memakai baju pengantin adat Jawa. Oh, M
ia meletakkan sisir di meja riasnya dan menghapus air mata
*
ngingat ketika Restu dan Astri muncul dari kamar mandi.
, mereka diam saja dan makan tanpa berkomentar apapun, baru setelah beberapa saat mereka seperti sadar
s melihat Astri dan Restu seakan tidak menyes
SD, mereka selalu bersekolah di tempat yang sama sampai sekarang, mereka sama-sama bersekolah di SMA Harapan Nusantara. Dan per
p tidak diangkat. Yuda tadi sudah ke rumah Restu, ternyata rumahnya kosong, hanya ada pembantunya yan
a salahnya sekedar memberi kabar. Yuda melihat grup WA mereka berempat. Pesan terakhir adalah tadi pagi, ketika Ast
Kalau memang benar resto itu membuat persahabatannya hanc
*
tu kamar Malina. Malina yang sedang mematut diri sebelum sekolah di
lina berde
panggil ib
saha menata diri dan memersiapkan diri. Ma
ibu Astri tidak sendiri, tetapi bersama dengan dua orang polisi. Ib
nggat atau melarikan diri, sekaligus dia juga takut mendenglina terakhir
rin s
ma
mi kemarin makan
n siap
ya, Restu
si itu ber
estu Lang
oleh air mata mendekati Malina, dan Malina pun
an tidak memberi kabar sama sekali ...." Ibu Astri tergugu, dia memel
susah payah, dia menceritakan pe
memejamka
asih, ya, Mbak Malina. Mohon kalau Astri menghubungi Mbak
n kepalanya, dia m
*
u. Dia pasrah ketika harus didandani layaknya pengantin Jawa Paes Ageng
dan dia melihat pasangannya. Pengantin pria yang datang dari kegelapan. Pengant
enjadi menantu ibu
t. Menantu ibu
keheranan, "aku belum pernah mel
uh pria bertopeng itu mendatangi Kalila de
lbab! Pasti tidak bisa! Masukkan dia ke dalam keranda lag
rang Pandan. Kalila menggelengkan kepalanya kuat-kuat, dia mencoba melarikan diri, tetapi baju yang dipakainya, membua
seorang dari mereka dengan nada mengejek. Pria-pria
elan ludah
api sangat 'kemaki' atau sombong itu tertawa
dia bisa lari, kita biarkan saja sampai dia menggelinding di jurang yang dalam it
riknya dan melepas sandalnya, dia mencoba berjalan ke arah pintu. Kalila tidak memedulikan teriakan-teriakan para pria. Kalila mulai berdoa dalam hati, dia bertaawudz dan tiba-tiba tembok yang mengeliling
h. Kalila mengangguk dan mengikuti arah telunjuk anak kecil itu. Ka
ara pria itu mulai mengejarnya. Kalila panik, dengan sekuat tenaga dia me
ampai dia
kejar
iar dia jatuh dan ki
pa langkah dari pintu yang dilihatnya itu Kalila tersandung batu karena dia menoleh ke belakang. Tubuh Kalila terjatuh, tersun
di belakang Kalila. Teriakan
perti itu!" Kalila menjengit. Itu suara sang pengantin laki-lak
a dia tidak akan bisa berdiri. Kalila mencoba merambat dengan kange
seberapa kuat d
jadikan t
gilir ramai-ramai. Dia adalah gadi
o tidak mau, aku juga mau! Sayang wanita
, membuat Kalila sebagai objek pelecehan mereka, membuat hati Kalila panas da
gi, dan dengan menahan rasa sakit, Kalila bangkit dan berdiri tegak. Dia tidak memberi kesempat
k dari belakangnya. Kalila tersenyum puas dan me
nya tertelan oleh suara gemuruh di sekelilingnya dan tubuh Kalila seakan terdorong oleh suatu kekuatan aneh yang
istighfar berulang kali. Dia tidak berani membuka matanya dan kemudian tangannya merasaka
rang yang mengabari keluarga mereka bahwa orang tua Kalila sekarang sendiri, hanya dengan adik Kalila saja ... tubuh Kalila semakin
*
lai kabur dan kakinya terasa berat sekali untuk melangkah. Kirana merasa kepalanya begitu pusing dan suara-suara di sekelilingnya mula
yang didengar Kirana berubah menjadi suara ser
awalah ini! Nanti kalau sudah mulai mengantuk langsung makan barang ini!)" gumam Mbah Jupri pada Kirana, sambil
ur!" desis Mbah Jupri, "kalau kamu
mudian Kirana diminta menaiki sebuah kursi yang ada di dalam tandu. Dan ketika Kirana bar
sekelilingnya. Di manakah dia? Dan mau dibawa ke manakah dia? Kenapa mereka mendaki gunung, kemudian menuruni gunung itu dengan cepat
l tandunya, membuat mata Kirana semakin berat. Dan dia terjaga seketika ketika teringat nasihat Mbah Jupri padanya. Kalau dia ti
irana merasa sangat kelelahan dan rasa kantuk itu datang kembali. Bayangan tempat tidur di kamarnya
anya akan berembus di dalam tandunya saja. Dia menjengit dan teringat barang yang di jejalkan di tangannya oleh Mbah
. Kenapa dia bisa ada di sini? Bukankah kemarin ma
jatuh begitu saja, menggelinding, membuat Kirana terjungkal, terjerembab, tersungkur dan ak
pria berkumis tipis yang wajahnya nampak mengejek itu berjarak sangat dekat
u?" bisik
*
agi ini dia meminta Kirana datang ke rumahnya, dan karena Kirana tidak akan
ana nampak agak sedikit oleng jalannya. Tubuhnya seperti condong ke sebelah kiri dan kemudian tubuh Kiran
aza segera mendekati Kirana yang nampak seperti orang
n, ya, Za?" tanya Ha
ini, Ust?" tanya Fa
pasti akan senang," bisik Hasan. Faza
ti Hasan menyuruh Faza memanggil Hasna. Deng
t?" tanya Yasna khawatir dan ragu, dia takut Kirana sa
erhenti, kadang kejang lagi. Hasan memakai sarung tangan yang dibawakan oleh salah satu santri. Dengan perlaha
ke arah Yasna
kanuragan yang tinggi, Mbak. Dia memiliki refleks yang bagus," k
dia punya ilmu kebal?" ta
n te
prima karena olah tubuh dari inang atau orang yang dirasukinya, seperti Pak Sapto," jawab Hasan, "dan setelah sekian tahun meruq
na beristighfar dan bangkit meninggalkan ruang terapi ruqyah. Belum lagi Yasna sa
ustadzah yang memakai cadar. Ratu. Dia se
nya Putri. Dia menjaga j
tu padanya. Dia menyeringai
gat padak
*