ha dengan suara lembut setelah meletakkan pesanan yang dia bawa dan
k pergi, tiba-tiba tangannya ditahan oleh pria itu. Varisha terkejut dan menoleh, matanya bertemu den
kan. Arshaka tampaknya sedang memikirkan sesuatu dengan serius. Kemudian, Arshaka melihat ke arah n
ya, menelan ketidaknyamanan yang tiba-tiba muncul dalam dirinya
i saya harus kembali bekerja
kan wajah Varisha. "Saya telah memesan seluruh restoran ini, dan saya han
untuk tetap tenang. "Baiklah, Pak, apa yang
berkata, "Saya ingin kamu d
ntaan pelanggan. Dia akhirnya mengangguk, meskipun dengan keraguan yan
da sesuatu yang intens dalam tatapannya yang membuat Varisha merasa tidak nyaman. Meskipu
i makanannya? Kalau kamu tidak suka saya b
tidak lapar," jawab Varisha dengan
a Arshaka sambil memberikan
ima kasih, tetapi saya masih harus
dengan tajam, membuat Varish
Anda terus menatap saya seperti itu?" tanya Var
a malam ini? Apa Anda mengenal saya? tanya V
yang suka berjudi. Ibumu bekerja sebagai asisten rumah tangga. Kakakmu meninggal karena kecelakaan empat tah
but. Matanya membulat dan dia bertanya dengan keras, "Si
ang memberikannya kepada Varisha. Mata Varisha terbelalak saat ia membaca n
i saya?" tanya Varisha dengngin yang sejuk membasahi rambut dan bajunya. Ia menatap ke atas dan terkejut melihat seorang
dan wine itu mengalir turun dari rambutnya yang indah ke baju kerja
nkan?" tanya Varisha kemudian ba
u tidak mengerti! Mulai sekarang saya minta kamu
rempuannya. Ia berbicara dengan suara y
ran sama jalang ini biar dia ngga
erespons, ia menampar Varisha dengan keras di wajahnya. Suara tamparan itu terdengar jelas
uh emosi, dan dia merasa kemarahan yang mendalam merayap naik dalam dirinya. Tangan Varisha mengepal k
arisha dengan suara tegas, mesk
n saya dengan Arseno, jadi jangan membuat kesimpulan sembarangan!" lanjut Varisha
a seakan-akan gadis di hadapannya itu begitu berani karena s
suasana semakin memanas. Namun, Varisha tidak akan me
? Apakah Anda merasa lebih baik dari s
bertanggung jawab atas perasaannya. Kalau Anda merasa kha
t dengan mudah menangkis serangan itu. Dia menahan tangan Arini dan dengan wajah yang tenang,
m tubuh Varisha lagi, tetapi sebelum tangannya
a. Rasa keheranan dan kejutan menghias
li ini!" teriak Arini dengan suara yang masih sarat emosi
menyela, "Cukup, Arini. Biar kakak yang ak
tangannya. Ia melihat ke arah Varisha dengan sorot mata yang penuh kekes
enuh dengan rasa tegang. Meskipun dia telah memberikan balasan yang setimpal terhadap Arini, dia tidak bisa
an dengan lembut mengelap wajah Varisha yang berantakan karena tumpahan wine. Tatapannya tajam dan berbicara lebih dari kata-kata
minan Arshaka. Dia mencoba melepaskan diri dari genggam
berhenti dan jangan ganggu hidup saya," ujar Varisha dnnya dengan kuat. "Saya tidak akan berhenti begitu saja
u pergi dengan langkah mantap, meninggalkan Varisha yang me