il memeluk Agung adiknya. Beberapa tetangga mereka langsung membantu memandikan jenazah ayah mereka. Ceppy rupanya terlibat dalam perkelahian dengan para preman ketika ia mabuk.
ujar Aminah majikan Sulastri. Kartika hanya mengangguk
2 sayang sebentar lagi naik ke kelas 3. Kalau ada apa-apa, bilang sama Ibu ya," kata Aminah lagi sambil memberikan amplop
kesal pada suaminya yang hampir setahun terakhir ini tidak memberi nafkah padanya. Tapi, Sulastri tidak menyangka jika Ceppy akan pergi secepat ini. Tak ada isak tangis, tak ada teriakan. Sulastri hanya diam membisu. Bahkan setelah
mereka. Aminah pernah meminta Kartika dan Agung untuk menjadi anak angkatnya. Tapi, Sulastri tidak mau memberikannya. Aminah pun tidak bisa memaksa. Tapi, terkadang ia memberikan uang saku pada Ka
*
beberapa orang preman mengacak- acak rumahnya. Sementara Kartika dan
uk di rumah orang! Kalian
ang sama Cecep! Kamu istrin
nya baru seminggu. Kalian pergi jangan da
a surat perjanjiannya juga, kamu mau kami bawa dan kami seret ke
melihat sertifikat asli rumah yang sudah be
tangnya?" tan
ta. Sama bungany
kali itu b
6 bulan lebih. Jadi, wajar bos ka
minya akan meminjam uang dalam jumlah banyak pada rentenir. Sulastri mencoba mengingat- ingat
i pada Kartika. Kartika terdiam, ia ingat almarhum memang sedikit terlambat memba
eli motor itu buat ngojek, trus kalau ngg
itu sama aja! Ngapain sekolah tingg
but! Kalian jadinya
ng, saya pasti lunasi se
kita balik
am. "Semua ini gara-gara kau yang ingin sekolah, ngotot! Udah tau bapakmu di PHK , liat akibatnya sekarang! Ba
iar bisa angkat derajat Ibu sam
tuh dari langit! Perempuan paling nikah juga jadi babu di rumah, dapur sama ka
itu. Kartika merasa Ibunya pilih kasih. Selalu saja Agung yang le
bela. Apa aku nggak boleh sekolah tinggi?
mi. Mending kalau suami kamu kaya raya bisa ngasih sama Ibu. Kalau modelnya kaya bapak kamu?! Boro- boro ngasih sama Ibu yang ada mungkin malah nyusahin. Numpang tinggal di rumah ini! Sekarang kamu nggak
Ceppy selalu membelanya jika Sulastri memaki. Tapi, kini sang ayah sudah tiada. Tak ada lagi tempatnya untuk mengadu dan berkeluh kesah. C
u, di mata Ibu tidak ada yang benar dari Kartika. Apa yang Kartika
rdengar juga beberapa barang di banting. Selalu seperti itu jika Su