img Sebuah Pengabdian  /  Bab 5 Hidup Adalah Sebuah Pengabdian | 12.20%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Hidup Adalah Sebuah Pengabdian

Jumlah Kata:1032    |    Dirilis Pada: 13/04/2024

n Zahra. Setelah menjabat tangan kedua mempelai dan orang tuanya, Yasir memper

yukurnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena ia dapat diperkenankan untuk menyaksikan pernikahan putra tunggalnya s

ngga mereka lupa bahwa waktu telah berlalu begitu cepatnya. Langit semakin gelap. Udara pun s

mereka masing-masing. Setelah para tamu meninggalkan rumahnya, Hamid segera berlari menuju kamarnya dengan wajah yang muram. Sel

nita yang kini telah menjadi menantunya, “Nak Zahra, ada apa dengan Hamid? Kenapa Hamid meni

mid juga tidak mengatakan apa

ang sedang terjadi. Kalau ada masalah, ka

k pelan lalu men

elah pergi terlebih dahulu. Tak lupa ia meminta izin pada Yasir. Tak tahu mengapa hati

mpat berdirinya beberapa langkah, ia mempercepat langkahnya agar lebih cepat sampai di tempat tujuan. Karena saat itu hat

napa Mas Hamid meninggalkan ruangan begit

tersebut. Setelah kamar terbuka, rasa terkejutnya bertambah ketika melihat Hamid yang tengah duduk di atas ranjang sambil merapatkan kedua t

n oleh sang suami. Kecemasan kembali menyerang hatin

n duduk tepat di samping suaminya tersebut. Ketika Zahra telah duduk di sampingnya, Hamid seolah telah mengetahui kehadirannya tanpa melihatny

ingin sendiri,” ucap Hamid sambil men

mengerti mengapa sang suami berkata kasar padanya. Bahkan hal terse

ini. Orang asing yang sama sekali tidak pernah kukenal se

uk memahami apa yang dirasakan oleh suaminya tersebut. Ia pun bangkit da

n sebutan mas! Usiamu lebi

menahan air mata yang hendak keluar dari kedua kelopak matanya. Ia me

rlebih dahulu! Aku juga tidak mau menikah di usia semuda ini. Sama sepertimu. Tapi aku melakukan semua ini d

u bermain bersama. Tapi karena kesibukan orang tua kita dan jarak rumah kita yang terlalu jauh, akhirnya kita berpisah. It

n perlahan untuk keluar kamar. Namun baru saja i

tuk kita, kita harus melaksanakannya. Kita hidup di dunia ini seperti seorang prajurit yang dikirim ke suatu tempat untuk menyelesaikan suatu misi tertent

luar kamar. Hati Hamid yang semula hancur tak terbentuk kini mulai terbentuk dengan perlahan

kan sang istri membuatnya tersadar akan tujuan hidupnya. Kata-kata Zahra benar-benar dapat menghipnot

n ketika itu juga Hamid memanggil namanya. Mendengar san

”Tunggu! Kamu boleh tidur disini. Ini juga kam

dirinya untuk memberi izin padanya untuk menempati kamar miliknya. Zahra membalikkan tubuhnya dan mulai melangkahkan kakinya untuk m

ah aku memanggilmu dengan sebutan ka

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY