img Sebuah Pengabdian  /  Bab 5 Hidup Adalah Sebuah Pengabdian | 7.14%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Hidup Adalah Sebuah Pengabdian

Jumlah Kata:1032    |    Dirilis Pada: 14/04/2024

n Zahra. Setelah menjabat tangan kedua mempelai dan orang tuanya, Yasir memper

yukurnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena ia dapat diperkenankan untuk menyaksikan pernikahan putra tunggalnya s

ngga mereka lupa bahwa waktu telah berlalu begitu cepatnya. Langit semakin gelap. Udara pun s

mereka masing-masing. Setelah para tamu meninggalkan rumahnya, Hamid segera berlari menuju kamarnya dengan wajah yang muram. Sel

nita yang kini telah menjadi menantunya, "Nak Zahra, ada apa dengan Hamid? Kenapa Hamid meni

mid juga tidak mengatakan apa

ang sedang terjadi. Kalau ada masalah, ka

k pelan lalu men

elah pergi terlebih dahulu. Tak lupa ia meminta izin pada Yasir. Tak tahu mengapa hati

mpat berdirinya beberapa langkah, ia mempercepat langkahnya agar lebih cepat sampai di tempat tujuan. Karena saat itu hat

napa Mas Hamid meninggalkan ruangan begit

tersebut. Setelah kamar terbuka, rasa terkejutnya bertambah ketika melihat Hamid yang tengah duduk di atas ranjang sambil merapatkan kedua t

n oleh sang suami. Kecemasan kembali menyerang hatin

n duduk tepat di samping suaminya tersebut. Ketika Zahra telah duduk di sampingnya, Hamid seolah telah mengetahui kehadirannya tanpa melihatny

ingin sendiri," ucap Hamid sambil men

mengerti mengapa sang suami berkata kasar padanya. Bahkan hal terse

ini. Orang asing yang sama sekali tidak pernah kukenal se

uk memahami apa yang dirasakan oleh suaminya tersebut. Ia pun bangkit da

n sebutan mas! Usiamu lebi

menahan air mata yang hendak keluar dari kedua kelopak matanya. Ia me

rlebih dahulu! Aku juga tidak mau menikah di usia semuda ini. Sama sepertimu. Tapi aku melakukan semua ini d

u bermain bersama. Tapi karena kesibukan orang tua kita dan jarak rumah kita yang terlalu jauh, akhirnya kita berpisah. It

n perlahan untuk keluar kamar. Namun baru saja i

tuk kita, kita harus melaksanakannya. Kita hidup di dunia ini seperti seorang prajurit yang dikirim ke suatu tempat untuk menyelesaikan suatu misi tertent

luar kamar. Hati Hamid yang semula hancur tak terbentuk kini mulai terbentuk dengan perlahan

kan sang istri membuatnya tersadar akan tujuan hidupnya. Kata-kata Zahra benar-benar dapat menghipnot

n ketika itu juga Hamid memanggil namanya. Mendengar san

"Tunggu! Kamu boleh tidur disini. Ini juga kam

dirinya untuk memberi izin padanya untuk menempati kamar miliknya. Zahra membalikkan tubuhnya dan mulai melangkahkan kakinya untuk m

ah aku memanggilmu dengan sebutan ka

img

Konten

Bab 1 Sang Bintang Harapan Bab 2 Bertemunya Sepasang kekasih Bab 3 Kebimbangan Hamid dan Zahra Bab 4 Bersatunya Sepasang Kekasih Bab 5 Hidup Adalah Sebuah Pengabdian Bab 6 Hari Pertama di Rumah Hamid
Bab 7 Nafkah Pertama Hamid
Bab 8 Sang Penerus Perusahaan
Bab 9 Pengorbanan Hamid
Bab 10 Ujian dan Nikmat
Bab 11 Kabar Suka Menjadi Duka
Bab 12 Hidup Adalah untuk Mengabdi
Bab 13 Pergi Mengejar Cita-Cita
Bab 14 Cahaya Baru dalam Hidup Hamid
Bab 15 Berpisah dengan Ibu dan Ayah
Bab 16 Kerinduan Hamid pada Sang Guru
Bab 17 Siapa Wanita Itu
Bab 18 Masa Muda yang Hilang
Bab 19 Akhiri Saja Hubunganmu dengan Zahra
Bab 20 Hamid Ingin Berdua dengan Zahra
Bab 21 Ceraikan Saja Aku, Hamid!
Bab 22 Keluarga Kecil Bahagia
Bab 23 Kebencian Salamah pada Hamid
Bab 24 Masa Kecil Zahra
Bab 25 Kesabaran Hamid Menghadapi Salamah
Bab 26 Hamid di Dunia Militer
Bab 27 Kembali Bersama Keluarga
Bab 28 Surya Si Cadel
Bab 29 Rasa Rindu yang Terobati
Bab 30 Kekompakkan Hamid dan Surya
Bab 31 Sahabat Kecil Hamid
Bab 32 Antara Hamid dan Syarifah
Bab 33 Pernikahan Syarifah
Bab 34 Melepas Syarifah
Bab 35 Keyakinan Zahra pada Hamid
Bab 36 Mendapat Amanah Baru
Bab 37 Bayangan Hamid
Bab 38 Rencana Salamah dan Fatimah
Bab 39 Redupnya Cahaya Hidup
Bab 40 Rasa Trauma Hamid
Bab 41 Hadiah Terindah
Bab 42 Hasutan dan Bisikan
Bab 43 Pernikahan Wisnu
Bab 44 Kedekatan Hamid dengan Sang Putri
Bab 45 Fitnah Masyarakat bagi Hamid
Bab 46 Bayangan Masa lalu Kelam Hamid
Bab 47 Kesedihan Tanpa Ujung
Bab 48 Hamid, Surya, dan Kartika
Bab 49 Keinginan Besar Surya
Bab 50 Kesedihan yang Mendalam
Bab 51 Curahan Hati Hamid
Bab 52 Luka yang Tak Pernah Sembuh
Bab 53 Hasutan Fatimah yang Tiada Akhirnya
Bab 54 Berpisahnya Zahra dengan Hamid
Bab 55 Bersatunya Kembali Dua Sahabat
Bab 56 Hasutan Salamah pada Ali
Bab 57 Usaha Mendekatkan Ali dengan Surya
Bab 58 Kisah di Balik Senyuman Ali
Bab 59 Keprihatinan Zahra Terhadap Kehidupan Ali
Bab 60 Kisah Persahabatan Indah Ali dan Zahra
Bab 61 Keinginan Zahra untuk Berpisah dengan Hamid
Bab 62 Harapan Baru bagi Zahra
Bab 63 Kabar Buruk bagi Hamid
Bab 64 Usaha Mengembalikan Surga yang Hilang
Bab 65 Pertemuan Pertama Hamid dan Ali
Bab 66 Nasihat Salamah untuk Hamid
Bab 67 Berhasilnya Usaha Hamid
Bab 68 Kembalinya Surga Kecil Hamid
Bab 69 Gambaran Keluarga Hamid yang Sempurnaaa
Bab 70 Akhir Perjuangan Pahit
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY