Warning area 21++ khusus dewasa Banyak adegan dewasa Sejak saat Aron mengenalkan yang namanya kenikmatan bercinta pada Prisil, wanita itu menjadi candu. Sayangnya Prisil harus melanjutkan studinya di Amerika, dititipkan pada adik tiri ayahnya. Namun ternyata, tidak ada Aron, paman Derry adik tiri ayahnya pun jadi. Ikuti petualangan nikmat Prisilla!
"Daniel, aku tahu kamu menyembunyikan jalang itu di villa. Jangan mencoba membohongiku, aku bukan perempuan bodoh!"
"Lalu apa masalahmu? Kamu sendiri membawa pria berondong mu ke villa beberapa minggu lalu dan aku tidak protes."
Sayup-sayup ku dengar suara mami berteriak lantang, saling sahut menyahut dengan suara papi.
Aku yakin emosi diantara keduanya sedang tinggi-tingginya, terbukti bahwa suara itu bahkan menggema di rumah mewah kami.
Rumah ini besar, empat lantai. Dan seharunya tidak semenggelegar itu.
"Ckkk-- aku muak melanjutkan pernikahan penuh kepura-puraan ini." Sentak mami nyalang.
Wanita itu menghempaskan pintu kamar dan masuk kedalam.
Ku lihat papi hanya memijat batang hidungnya pasrah, pria berwajah bule itu berjalan kearah sofa dan menghempaskan tubuhnya.
Aku hanya bisa menggigit bibir menahan perih yang menggerogoti hati. sudah terlalu sering bertengkar, dan selalu hanya karena hal yang sama. Selingkuh, dan sama-sama selingkuh.
Pertengkaran demi pertengkaran itu membuatku trauma, ku fikir untuk apa menikah?
Bukankah menikah itu untuk menyatukan dua jiwa yang saling mencintai?
Lalu mami dan papi ku ini kenapa? Apa mereka dari awal memang tidak saling mencintai?
Lalu mengapa mereka menikah?
Aku berjalan pelan ke arah sofa dimana papi duduk, ku hempaskan bokongku disamping papi.
"Pricil, kamu dari tadi disana?" Tanya papi menoleh kepadaku.
Ini yang kusukai dari papi, seberat apapun masalahnya, semarah apapun dia, dan selelah apapun papi, dia tetap akan menyapaku hangat dan lembut. Berbeda dengan mami yang hanya menyapaku sesuai moodnya saja.
"Hem," hanya deheman pelan yang mampu keluar dari bibirku.
"Maaf yah, kalau kamu mendengar semuanya."
"Tidak apa-apa pih, aku sudah terbiasa." Jawab ku lesu.
Papi mengusap rambutku lembut.
"Sepertinya pernikahan mami dan papi tidak bisa lagi diselamatkan. Selama ini, alasan kami bertahan hanya karena kamu. Kakakmu sudah berada di London, dan tinggal kamu yang kami nanti untuk menyelesaikan sekolah menengah mu."
"Papi dan mami yakin akan bercerai?" Tanya ku sendu.
"Papi tidak yakin, namun mami sudah yakin. Pernikahan kami sulit diselamatkan. Kami saling menghianati Sil. Namun papi harap kamu mengerti, terlalu berat hidup tanpa menyentuh wanita diusia papi yang masih tiga puluh delapan ini."
Aku mengangguk, membenarkan ucapan papi. Aku paham hal-hal setabuh itu, meski tidak mengerti mendetail.
"Terserah kalian saja. Toh, aku lulus tinggal sebulan lagi pih. Tinggal menunggu pengumuman."
"Kamu mau ikut papi atau mami?"
Ku Hela nafas panjang, pertanyaan ini yang selalu ku takuti, tidak bisakah tidak perlu memilih keduanya. Mereka orang tua yang sama-sama egois.
Setelah perceraian, akan ada drama tuntutan harta gono-gini, lalu hak asuh anak.
Sejujurnya perceraian mereka akan membuatku malu pada teman-teman ku.
Apa yang akan kukatakan pada mereka, aku yang tumbuh besar dikeluarga Cendana tiba-tiba saja akan menjadi anak broken home.
"Aku ingin kuliah di Amerika, jadi tolong tidak perlu memperebutkan hak asuh atas diriku. Aku akan punya hidup sendiri pih."
"Kalau begitu, kuliah dan tinggallah di rumah uncle Derry."
"Uncle Derry? Siapa dia?"
"Adik tiri papi, dia tinggal disana. Bekerja di perusahaan bonavied. Kamu akan suka tinggal dirumahnya. Rumahnya luas dan fasilitas lengkap. Dan unclemu itu jarang pulang."
"Apa kami pernah bertemu?"
Sejujurnya aku tidak begitu ingat nama-nama saudara papi, mereka kebanyakan tinggal di Amerika karena memang ayahnya papi orang Amerika.
"Pernah, waktu kamu masih SD. Umurnya hanya terpaut tujuh tahun dari mu. Berbeda empat tahun dari kakakmu Alan."
Aku mengangguk-angguk, memang tidak ingat jika kita pernah bertemu.
"Apa mami akan setuju?"
"Kita bicarakan nanti malam."
"Kalau begitu Prisil izin keluar, harus mengembalikan semua buku-buku yang Prisil pinjam diperpustakaan."
Papi mengangguk setuju, dan aku kembali berlari kedalam kamar mengganti pakaian tidur yang melekat ditubuhku dengan rok jeans selutut dan hodie berwarna putih.
Ku susun semua buku-buku yang akan ku bawa, cukup berat.
Setelahnya aku kembali turun kelantai bawa dengan menggendong buku-buku yang akan ku bawa.
Ku masukkan semua buku-buku tadi kedalam mobilku dikursi penumpang, setelahnya barulah aku masuk kesana dan mulai membawa mobilku meninggalkan rumah mewah orang tuaku.
****
Jalanan cukup macet, jakarta dijam-jam seperti ini memang sedang padat.
Setelah berhasil melewati macet yang menyebalkan, aku akhirnya tiba diperpustakaan nasional.
Aku menurunkan kakiku dari mobil, membiarkan kaki jenjang dengan kulit mulusku terpapar sinar matahari.
"Pricil"
Suara teriakan seorang pria membuatku menoleh, tampak Aron, teman sekelasku melambaikan tangan.
"Hai."
Aron melangkah mendekat, berdiri disampingku.
"Mau ngapain?"
"Balikin buku"
Aron mengangguk, dan aku memilih acuh. Ku buka pintu mobil dan meraih buku-buku yang ada dikursi penumpang.
Mobil miniku mau tak mau memaksaku menunduk untuk mengangkat buku-buku itu.
Aku lupa jika saat ini hanya mengenakan rok span mini, dengan segitiga berwarna merah didalamnya.
Saat menunduk tak sengaja bokongku menyentuh, entah bagian tubuh mana Aron. Namun pria itu tidak bergerak sedikitpun, seolah membiarkan bokongku yang padat menggesek tanpa sengaja bagian tubuhnya.
"Hahh, berat sekali." Keluhku kesal.
Aron tampak tergagap, ekor mataku melirik bahwa pria itu tampak memejam sejenak, tadi.
"Ohh, Prisil kemarikan bukunya, biar aku bantu bawa!"
"Apa tidak apa-apa?"
"Tentu saja!"
Aron meraih buku-buku itu dari gendonganku. Tanpa sengaja tangannya menabrak bagian dadaku. Seketika wajah pria itu memerah malu.
"Maaf!"
"It's okay."
Aron adalah siswa paling pintar dikelas. Sebenarnya sepanjang kebersamaan kami tiga tahun di SMA, aku dan Aron jarang berinteraksi.
Tidak begitu dekat.
Dan aku cukup terkejut dengan respon hangat pria itu diluar sekolah.
Aron terkenal dingin dan acuh, jadi beberapa anak akan segan mendekatinya.
Ku ikuti langkah kaki Aron memasuki perpustakaan.
Pria itu menggendong buku-buku itu ke arah penjaga perpustakaan. Ku lirik sekilas, tampak Aron bersenda gurau akrab dengan penjaga perpustakaan itu. Artinya Aron memang sering berada disini.
Pantas saja dia pintar.
"Biar ku susun ditempatnya bibi!" Ku dengar Aron berkata demikian, kemudian melangkah meninggalka6n meja penjaga perpustakaan dan membawa buku-buku ku ke rak.
"Aron, kamu terbiasa melakukan ini?" Tanyaku pelan.
"Iya, ini menyenangkan."
Aku mengangguk, angguk. Pasti memang menyenangkan berada disini dibandingkan dirumah yang seperti neraka seperti rumahku.
Ku ekori langkah Aron, Pria itu mulai menata kembali buku-buku itu di raknya.
Aron ini tampan, bukan hanya tampan, namun sangat tampan malah
Bibirnya kemerahan, sepertinya tidak pernah tersentuh nikotin.
Tubuhnya atletis, padahal dia masih SMA tapi ototnya sudah sangat terbentuk.
Dan celananya, entah karena aku yang terlalu berfikiran vulgar, atau memang bentuknya seperti itu. Dimataku celana itu begitu sesak akan sesuatu yang menonjol dibawah sana.
"Ehhemm--," Aron mendehem pelan, menatap ku yang masih terpaku menatap kearah celananya.
Tatapan Aron mengikuti arah mata ku, "apa yang kamu lihat?"
Astaga, rasanya aku ingin menenggelamkan tubuhku dimanapun sekarang.
Benar apa katanya, apa yang aku lihat?
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. “Kita bertemu lagi, Miranda,” bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. “Shit! Menjauh dariku, Jerk!” Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. “Bagaimana bisa aku melupakanmu? You’re so fucking hot.” *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Warning area 21++ khusus dewasa Banyak adegan dewasa Sejak saat Aron mengenalkan yang namanya kenikmatan bercinta pada Prisil, wanita itu menjadi candu. Sayangnya Prisil harus melanjutkan studinya di Amerika, dititipkan pada adik tiri ayahnya. Namun ternyata, tidak ada Aron, paman Derry adik tiri ayahnya pun jadi. Ikuti petualangan nikmat Prisilla!
Nadia Pamungkas saat ini sedang mengenyam bangku kuliah di Jakarta, dia pikir ide kedua orang tuanya menyuruh tinggal bersama kakak Tasya bukanlah suatu ide buruk. Namun ternyata Ini merupakan malapetaka besar bagi dirinya juga keluarganya terutama kak Tasya. Tasya menikah dengan Aldo pria blasteran Indo Jerman, karena dulu Tasya kuliah di Jerman keduanya akhirnya bertemu kemudian menikah. Kini keduanya sama-sama bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta. Awalnya tampak biasa, Nadia pun merasakan tidak ada yang janggal dengan suami kakaknya dia begitu baik dan perhatian beda dengan kakaknya yang selalu sibuk, namun semakin lama Aldo berubah dia menunjukkan ketertarikannya pada Nadia, hingga pada akhirnya mereka melakukan satu kesalahan besar. Bagaimana kisah selanjutnya?
Suasana malam itu membuat Aris terhanyut dalam kenikmatan.. ia mulai menjamah bagian tubuh perempuan lain yang saat ini menjadi selingkuhannya. Suara desah mengiringi deras hujan yang turun malam itu.. Kepergian Wilona menjadi kesempatan besar untuk Flo merebut lelaki yang selama ini ia idamkan..sudah sangat lama ia menginginkan Aris menjadi miliknya seutuhnya. Namun, semua keinginan itu adalah hasrat terlarangnya, karena pria yang menjadi idamannya saat ini bukan lain adalah iparnya sendiri..