ya dulu bentar?" tegur Rinda sete
Jay gelagapan, menyembunyikan pikirannya yang
Rinda lagi. "Dari tadi saya
di emang gak enak badan dikit," lanjutnya berbohong.
nih, ganggu istirahatny
awab cepat. "Saya malah senang bisa nemanin ibu di sini," lanjut
" ucap Rinda sambil kemudian tangannya meme
ukan?" tanya Jay antu
ya hari ini terlalu lama duduk depan
r Jay sigap. "Kata orang-orang, pijatan saya e
mendengarnya, "B
jawab Jay maki
boleh tuh dicoba pijatannya," ta
ay kegirangan. Keberuntungan itu b
ankan aksinya. Jari-jarinya dengan piawai melakukan pijatan dengan sangat lembut, hingga membuat Rinda
tu saja dengan bahasa yang wajar, agar tidak dicurigai. Jay pun lancar me
tu, Bu. Saya malah jarang perhatiin sampai sana," jawab Jay sambil menduga-duga kalau Rinda
kan rish-rish gimana gi
tegur, agar tidak menimb
g sang wanita. Kemeja kerja yang agak ketat, melukiskan kemolekan tubuhnya, bra hitam di dalamnya tampak membaya
atpamnya kian berontak, menegang setegang-teganganya. Sudah cukup lama Jay mengagumi kecantikan wajah dan keseksian tubu
ama saya dipijat sama lelaki," puji Rinda sambil menunjukkan jempol tangga
ay dengan suara yang ter
e
l dan dua pemuda pemerkosanya yang terlihat memiliki benjolan besar pula. Darah Rinda mendadak berdesir, hasrat merengguk kenikmatan yang pernah
ncing dan resluiting celana birunya, lantas memelorotkan celana panjang dan sempaknya hingga sebatas mata kaki. Tak a
a lepas dari menatap benda yang sangat menakjubkannya itu. Rudal hitam itu terlihat begitu ko
r dan perkasa dari kontolnya si Rafa. Co
Abang apa?" jawab Rinda den
nya di Rafael kan? Gak ada rontan akar pun jadi. Saya ja
a bergemuruh, darah kian berdesir, jantung dag-dig-dug, sekujur tubuhnya panas dingin. Sensasi ketegangan saat diperkosa dua pemud
udah melorot, Jay kembal
sik Jay sambil merangkul bahu Rinda, kemudian membalikan tubuh itu berhadapan
? Mata ibu tak bisa berdusta," ejek
ra yang yang mulai sedikit tenang. Entgah mengapa dia harus menjawab demikian.
er atasannya. Rinda memejamkan mata menahan geli dan nikmat sapuan kumis dan jenggot Jay yang bar
n dia pun melayani cumbuan itu penuh gairah. Merasa Rinda telah bisa ditaklukan, Jay
gannya. Tangan Jay yang tadinya cuma meremas payudara dari luar mulai menyusup masuk lewat sela-sela kemeja yang satu k
merasakan jari-jari besar itu m
Sensasi nikmat saat diperkosa itu benar-benar kembali dia rasakan dengan utuh. "Sshhh...jangan terlalu depan Baaang, eemm.
diantara aksinya y
linganya, menggelitik dan memancing gairahnya. Dan tak lama kemudian kemeja dan bra yang dikenakannya pun terlepas.
Sambil tetap berpagutan, dengan leluasa dia memainkan jari-jarinya di permukaan vagina Rinda yang masih terbungkus celana dalamnya, tak lama
a pura-pura yang justru membuat Jay kian menggila m
asih aja pura-pura," ejek Jay sambil mele
aan dengan tubuhnya yang mengejang dan gelonjotan
kecewa karena sensasi gilanya mendadak terhenti padahal sudah hampir mencapai klimaksnya. Rinda
kedua tangannya hingga tubuh kekar dan perkasa itu pun terjerembab duduk kembali di sofa. Tanpa menunda waktu sedikit pun Rinda lang
h nafsu banget ya,