g gak?] Sebuah pesan singkat dar
k tugas di kantor] ba
g. Berarti bisa dong
ati aja, mungkin
dan suaminya gak pulang, ar
kesal. 'Monyet lu, Kelvin!
ih bekerja di Jakarta walau orang tuanya mampu untuk mengkuliahkannya. Ketika hubungan terlarang dengan Wenda sedang kisruh, tak sengaja Rafael curhat pada Kelvin.
di dewa penolong saat untuk pertama kali Rafael merantau sekaligus menganggur di Jakarta. Selama itulah Rafael benar-benar tahu siapa
mongan-omongan Witan tentang Vina, sontak saja hal itu membawa dia pada peristiwa yang ter
ni wawancara kerja. Tapi kedatangannya kali ini terasa berbeda. Mungkin karena statusnya bukan lagi sebagai pelamar, tapi office boy magang, Walau jabat
g warna hitam dipadu dengan sepatu kets warna hitam. Rambut, kumis dan jenggot tipis tercukur rapi. Sepintas dia tampak seperti p
s sama sekali tidak mampu mengurangi rasa nervous dan canggung Rafael yang sejak tadi telah menderanya. Apalagi setelah b
ontrak kerja dan sejenisnya, Rafael pun diminta menunggu seseorang yang akan menujukan tempat kerja, arahan serta instruksi lainny
erlalu tinggi angan-angan ini,' bisik hati kiri Rafael sambil curi-curi pandang ke arah
n jodoh di tempat ini, tapi jangan yang gak masuk aka
tau yang sejenisnya. Gua sekarang gak boleh bermimpi bisa mendapatkan pegawai kantoran di perusahaan sehebat ini. Mere
ranjang, gak bakalan ada arti di tempat ini, Bro! Terlalu banyak orang hebat
Blog!' hati kiri Rafa
ng dulu lagi. Ingat tujuan mulia lu, mengu
angan bosan untuk terus ngingetin gua
ling dukung dan menasihati. Kan bersemayamnya jug
kanan Rafael terus berceloteh, sampai akhirnya sebua
Sutisna bukan?"
seraya menolehkan wajah
e
dengan kerudungnya. Lekuk tubuhnya yang molek laksana Gitar Amsterdam pun terlihat sangat menawan dan indah. Bidadari itu seak
adari itu sambil tersipu malu, ketika Rafae
saya... iya saya Rafael Sutisna, Bu
ri, hehehehe," ujar wanita itu sambil tersenyum manis
n di surga?' batin Rafael sambil menenangkan
put Mas Rafael, untuk ke rua
ang HRD, katanya saya ditempatin di b
saya," ajak wanita
kantor. Mata sang calon Obe itu pun mencoba beralih dari punggung, pinggul dan pantat bahenol indah yang bergoyang di depan
mpatnya, Mas!" u
n dari 'dapur' ya, Bu?" ujar Rafael se
Mas Witan, sang Kepala Suku Dapur. Katanya sih biar keren ked
, kita belum kenalan, ibu siapa namanya ka
ani, panggil aja Bu Vina kaya yang lain, atau panggil nama aja boleh, asal jangan panggil Mbak V
Rafael Sutisna," jawab Rafael sa
eee, heheheheh.
.." Giliran Rafael yang kini menepuk jidatnya sambil ceng
antin belakang. Mas Witan itu mandornya para Obe,
Rafael. Saya juga kan buka
, iya, kamu beneran mau jadi Obe di sini?" tanya Vina sambil bebera
Memangny
sepertinya kamu lebih coc
im kasih juga pujia
dan Rafael pun langsung diserahk
h hati Vina. Bahkan sang Obe mulai mengakui jika ungkapan 'cinta pada pendangan pertama' itu memang ada
g terlihat masih seperti gadis itu, ternyata sudah punya suami dan anak. Namun demikian, Rafael tetap
Rafael pun tib
*