akk
Alana masuk ke dalam kamar tamu pe
Ala
Dengan terburu-buru ia meraih celananya yang berserakan di lantai.
rkatup rapat dengan sorot mata membulat seakan ingin menelan
mu melakukan semua ini terh
usir David buru-bu
ni perempu
ana melayang menda
dik!" pekik Saras kesakitan ketika ramb
biar tau rasa kamu," t
dan sebuah tamparan pun tak dapat dihindari lagi, melayang tep
a sopan santun sama sekali masuk ke kamar tamu," ben
, wajahnya memerah oleh kuatnya tamparan Farida. Alana menatap taja
um di rumahku ini. Mas David menodai pernikahan kami," entah kekuatan dari mana, ti
aa
bali merasakan tamparan ke
imakasih. Sudah salah... Mas
terdengar menggelegar mengusir Al
rsengal-sengal menahan g
a aku memeriksa suara-suara mencurigakan berasal dari kamar tamu i
u..! Anakku tak mungkin
h anakku, rumah putraku. Dan aku berhak di sini, bukan hanya kamu.. Hanya istri dan menantu di sini. Menantu yang tak ada
, penuh kemenangan a
kan cengkeraman kuat pada rambut Alana. Ia pun
Ma..! S
..? Tak dengarkah kamu, perempuan ini sudah men
sekasar itu padanya," merangkul F
merah. Sudut bibir Alana terluka hingga mengeluarkan darah,
tamu... Lalu menghina kalian. Si udik itu sodah mengusik ketenangan Saras. Dari awal Mama sudah katakan padamu
na masih istri sahku Ma. Biar aku saja nanti yang bicara dengannya." Ucap David sambil m
mengetuk pintu kamar terlebih dahulu, malah masuk menerobos k
liknya yang kini membalut tubuh Saras. Secara refle
ee
a kancingnya pun terlep
Sudah gila kamu hah,"
s, Alana pun lagi-lagi mena
inding kamar. Piyama baru milik Alana pun sobek, hingga dada perempuan itu terlihat. Farida dan Da
oleh cakaran kuku panjang milik Alana yang belum sempat ia gunting. Farida sang
sang menantu yang gak berani membalas kekasaran Farida. Perempuan paruh baya itu melepaskan cengkera
tampak berantakan dan kusut menutupi wajahnya. Air mata tak terbendung lagi, ia dipe
umpul dengan keluargamu yang miskin itu. Ini malah tak tahu di untung berani-beraninya membu
gga mengotori rambut panjang Alana yang kusut. Ia pun
na meninggalkan Ibu mertua bersama
nghempaskan tubuhnya di atas ranjang dingin yang
bermadu kasih di dalam kamar tamu itu. Aku yakin ketika Mamamu mengetahui semuanya. Begitu hebat permainanmu Mas... Sandiwara apa lagi yang tengah kalian mainkan di hadapa
r matanya, ketika David m
sekali, aku harus berangkat ke luar kota. Tak
a menjawab dengan anggukan kepalanya. Tidak satu pun kata-kata mampu meluncur
ta jatuh begitu saja tak mampu sama sekali ia bendung lagi. Al
at Mas, k
yang sesungguhnya terjadi tak sama dengan apa yang ka
, atas apa yang aku lihat den
ikanmu seperti apa yang Mama katakan tadi. Aku ke kamar ini untuk istirahat, bukan untuk
. Masa ia kamu besok pergi lagi Mas..?" Ujar Alana m
as. Jangan c
las David tanpa membalikk
ika memang
n capek dengan kelakuanmu," timpalnya tan
i. Semua semakin asing aku rasakan. Aku tahu Mas, semua yang kamu ucapkan barusan hanyalah suatu kebohongan saja. Aku sudah sangat hafal
endirian. Suara desahan dan nafas saling memburu masih melekat kuat di telinganya. Alana menggigit bibirnya
o
ok
o
a yang mengetuk p
*