u. Lama banget buka pintunya." Bentak Farida terlihat kesal pada mena
beres-beres di dapur. Makanya s
a seraya masuk ke dalam rum
ap Alana tanpa berani menatap wajah Farida ya
elakuanmu. Mana David..?" tanya Farida dengan wa
ida mengangkat tangannya, lalu menatap ke ara
pulang kerja juga..?" ujar Farida me
dinas luar kota," balas Alana seraya tersenyum men
sinis ke arah Alana yang memang tidak disukainya, semenjak Alana belum mampu
anan istrinya aja kayak gini... Atau jangan-jangan, David malah enggan menjamah
berani membalas perkataan kasarmu Ma. Semua semata-mata karena aku menghormati mas David
tuk Mama. Namun mungkin Tuhan belum memberikan rezeki itu pada kami. Namu
kanya anakku nggak pernah betah berada di rumah melihat istri sepertimu. Udah udik, nggak bisa dandan dikit pun, kolot. Hanya bisa bikin malu suami saja. Suami mana pun nggak bakalan selera melihat istri berpenampilan layaknya pembantu rumah
sini hah..? Ke dapur gih..! Bi
a pun bergegas dengan langkah tergopoh-gopoh
anakku nggak betah berada di rumah. Istri seperti itu malah bikin ana
a berlapang dada, tidak membenci ataupun dendam terhadap Farida. Meskipun, terkadang ucapan yang ia lontarkan sudah sangat keterlaluan. Hal yang paling menyakitkan, ketika
u berisikan percakapan mesra mereka. Tak hanya sampai disitu, galeri mereka pun dipenuhi dengan foto-foto mesr
g begitu sangat ia cintai dengan segenap jiwanya. Rasa bersalah terus menghantui diri Alana, selal
gkatlah cobaan dan kesedihan ini dari hidupku, aku percaya atas kebesaran-Mu. di mana aku sangat yakin pasti ada suatu rencana yang lebih luar biasa yang telah Engkau persiapkan untukku. Ku
i alasan agar tak pulang bertemu denganmu." Omelan demi omelan kasar terus terlontar dari bibir Farida untuk Alana sang menantu. Alana mend
Hati-hati masih panas." Ujar Alana seraya menyerahkan
snya putraku menikah dengan gadis yang sepadan dengannya. Wanita karier berparas cantik, pintar bersolek dan pintar mencari duit.
a mau," ucap Alana tertunduk sedih, berdiri di hadapan Farida.
res-beres dulu kamarnya. Ma
u kaya, punya rumah mewah seperti ini kalau ujung-ujungnya aku harus nginep di luar. Sudah. Sudah, sana..! Beresin tuh kamarnya..! Aku udah capek berlama-lama berbicara denganmu, bikin kepalaku semakin sakit, mumet saja. Udah cepat
nya itu telah masuk ke kamar tersebut untuk beristirahat. Baru saja A
*