aru ia masuk, kakaknya sedang memiringkan ponselnya, dengan earphone yang ia pa
era, menatap adiknya yan
tnya di bibir ranjang, dengan penasaran ia meraih ponsel yang adikn
Ameera, ia melampar ponse
ech kening gue," protes adiknya. Ia meringis nahan nyeri,
, ASYU!" Ameera masih memaki, sedangkan Nizar, ia masi
kak tau aja," jawabny
deo kek githu, bangsat!" Ameera masih kesal, Nizarpun mere
pak guru fisika yang sedang bercinta di gudang sekolah dengan s
as dan berair. Bukan menangis, tapi berair sih saking sakitnya kena lemparan HP yang harganya tidak murah, "Kakak nggak tahu, kakak'kan baru masuk sehari," Jawabnya. Lalu ia meraih kepala adiknya, yang keningnya jadi benjol, "Tungg
n meniup lukanya supaya tidak merasakan nyeri, Nizar yang di perlakukan lembut
urkan dirinya di kasur sebelah kakaknya, "Baiknya bilang Daddy ti
yang tidur di sebelahnya, "Itu g
namanya Pak Farid," Jawabnya, ia sudah
embut di telinga Ameera, lalu ia menggeleng menatap adiknya yang sudah tertidur di ranjangnya. "Laah, dah molor," gerutunya, Ameera kembali menatap ponselnya, Membiarkan ponsel Nizar yang ma
*
dari luar Jawa. Ia rindu dengan ke empat anaknya yang memang akh
shalat subuh jamaah," suruh Rehan, ia yang baru saja
kamar mandi, sebab ada panggilan alam. Rehan hanya geleng-geleng kepa
r yang juga baru pisah kamar setelah lulus SMP. Kamar yang pertama ia buka kamar Nizar, ia yang ada di kamar pojok dekat tangga. Namun saat masuk l
dur dengan Niz
ri bungsunya yang kini sudah kelas 6 SD sudah bangun. Iapun segera pindah ke kamar sebelahnya, menyalakan lampu utama dan melihat Nizam yang menggeliat di atas ranj
enggeliat, lalu membuka matanya pelan, menatap wajah laki-laki yang usianya hampir 40 tahun namun m
dan memeluk Ayahnya yang duduk di bibir ra
di mana,?" Tanya Rehan, saat melepas pelukannya. Nizam me
pisah kamar, D
gulas senyum. "Nizar nggak ad
Rehan sedikit terkejut. Namun kemudian ia bisa meng
, terus kita kumpul di mushola. Bentar lagi adzan subuh
a langsung beranjak dari kasu
rtutup, sudah menjadi kebiasan keluarga kecilnya bangun sebelum subuh,
untung putri bandelnya yang kelewatan bandel tersebut memang tidak suka memakai pakaian seksi, sehingga meskipun selimutnya tersingkap, tidak masalah, sebab Ameera memakai baju tidur lengan pendek dengan celana panjang berbahan lembut itu. Rehan merasa heran melihat ponsel yang masih di biarkan tergeletak di karpet lantai tersebut, ponsel mata tiga keluaran terbaru warna navy, sudah past
lak, tidak menyangka putra kembarnya me
ke Daddy ini apa?" Reha
ngantuk," jawabnya t
gkan tubuh putranya, membuat Ameera yang di sebelahnyapun akhirnya terbangun, ia mengerjap-ngerjapk
baru liat Daddy," Protesnya. Bibirnya manyun. Rehan menghela nafas, dari bayi Ameera memang lebih dekat de
Daddy mo bicar
masih sangat ngantuk, sedangkan
menatap Ayahnya tak paham. Lalu ia menggeleng, dengan mengerutkan kening, kembali Rehan di buat pe
am dengan maksud ayahnya. Rehan memejamkan matanya, mengum
r merasa bingung
mulut, "Adek tak sengaja mendengar suara aneh dari
t melihat kemarahan Papanya, ia menenggelamkan kepalanya dalam da
k ikut upacara, tapi pas jalan lewat depan gudang sekolah ada suara aneh, kek Daddy sama Mommy kalo lagi di kamar berdua, Aauh!" Teriak Nizar,
, ya. Jelasin yang ben
" terangnya. "Nizar sudah bicara sama kak Amir, makanya Nizar sama kak Amir lagi bingung, mau
s?" Tanya ayahnya, Niza
elum Papanya mengomelinya. "Maafin Nizar Daddy, Nizar janji nggak bolos l
ti luka lebam di keningnya, yang nampa
n Ameera. Rehan menghela nafas, ke empat putra dan putrinya memang di jaga ketat olehnya, selalu memantau putra pu
lagi, takutnya tidak hanya satu yang
nak Daddy di jauhkan dari hal-hal yang buruk." harap Reha
" panggil Reha
," Jawab
angi kelakuan bar-barmu, siapa kakak kelas yang sudah kau mandiin bak
enal," c
a sekolah di sana. Rehan diam tak menanggapi, ia tahu Dira anak dari rekan bisnisnya. Ya memang orang tuanya juga sangat memanjakan
ubuh, kita shalat jamaah, nanti sekolah Daddy anterin. Biar nanti kit
dy!" Jawa
u," perintah Ayahnya. Nizar tersenyum mengangguk. "
. Coba deh kalian bayangin bagaimana rasanya di lempar ponsel yang harganya pul