ing,
kerasan dan a
*
aga saat suara sirine mob
n, ia yang merupakan anak gadis sendiri tak peduli de
a meninggalkan jalanan yang baru saja buat mereka
t bercak darah. Oh iya Ameera ini baru saja lulus SMP yah, ia salah satu murid SMP yang ikut dalam t
*
apa di Ko
pat mogok dua tahun nggak sekolah, sehingga dirin
ertiga sekolah barengan." usu
tu adik-adik gue," ucap Ameera memicingkan mata menatap dua bocah
," ejek Nizam, lalu ia melangkah pe
ejak subuh tadi, sedangkan Queen ia ada tes tengah s
i Ameera. Namun Nizam
. Main ninggalin gu
kuyy." A
mau kalah, ia menyampirkan tas sekola
Nizar yang memang p
kepala. Melihat kakak da
ganya sudah di atas
Nizar dengan sepeda motor warna hijau d
uk patuh. Ketiganya sudah membleyer sepeda mereka masing-masing. Begitu gerbang terbuka lebar, k
unya. Tentunya sekolah milik keluarga Narendra, sebab sekola
adiknya tertinggal. Ameera menyalip ke kanan dan ke
mpu berubah merah, Nizar memukul tangki sepeda motor dengan kasar,
ulu susah di kalahk
am tak menanggapinya, sebab lampu sudah berubah hi
ta-rata, jarak sekolah yang biasa di tempuh perjalan
it
memekik telinga, saat tiba-tiba rem m
ngendalikan laju sepeda motornya, sehingga tak sampai menabrak. Sepeda motor hitam lengkap dengan si pengendarapun berhenti
menyadari kesalahannya, sebab ia l
tam, Ameera bergegas menyetarter sepedany
a mogok, sebab sejak di tinggal di Amerika, sepeda itu tak ada yang menyentuh, sebab Ameera tak suka jika ada yang menyentuh barang miliknya. Dan baru kali ini ia memakainy
Tanya si pengendara yang
lalu terdengar suara pengendara motor, Ameera menatap dua motor yang be
, membuat dua pengend
era langsung naik ke belakang boncengan motor Nizam, Nizam p
erintah Ameera, ia melemparkan
aan!" gerut
tor itu ke bengkel," ucap
izar, Lelaki yang di p
merasa tak bisa bernafas tiba-tiba. Gadis yang s
ya kini kelas Tiga, Nizar menggeleng, Nizar ta
a merah kesayangan kak Ame
lupa." jawa
k saja yang bawa ke
, ia juga merasa kelelahan. Namun Arsya harus bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat tadi, ia yang sedikit mengantuk sebab semalam susah tidur
di spion speda motor adiknya, membenarkan rambut panjangnya yang tergerai, lalu menguncir kuda,
ngan umpatan adiknya. Ia berjalan santai mencari kelas IPA2, yang akan menja
?" Tanya Ameera, ia meno
, Ameera hanya mengulum senyumnya, sa
enyoroti mereka, Ameera sengaja melakukan itu supaya di kira pacarnya, dan adiknya tidak di incer gadis lain di sekolah ini, ia t
kenal ramah meskipun terkesan cuek, beda dengan Nizar yang petakilan. Tapi dia juga tergolong bersikap dingin
Nizan, mendengar nama Arsya ia terbatuk, tersedak
m hanya mengangguk, mengamati gurat wajah kakaknya
ia mencium pipi cubby kakaknya, memang sudah menjadi kebiasaa
Ameera. Nizam menoleh menyunggingkan senyum
zam, lalu tubuhnya hilang di balik
annya lurus ke depan, wajah tampannya tanpa ekspresi, me
ke dalam kelasnya, Nizam tersenyum, sedikit yang bisa mengenali dirinya
gue rasa,"
erkulit kuning dengan gigi sedikit ta
an cuek ia duduk di bangku tempat duduknya. Tawa Galang, sudah di duga
a siapa? sumpah cantik bang
," jawab N
Ruk. Dasar beruk." jawab Galang, ia menar
tugas upacara kelas b
S3 keknya,"
?" Tanya Nizar d
uru," jawab
as Fisika donk," bisik
ngerjain?"
" sejak kapan otak loe
lo ada PR," Ja
teet..
cara kenaikan bendera, rutinitas hari senin. Bukan Nizar kalau nggak bolos untuk mengikuti upacara, yang lain up
," Nizar melotot ke arah Nizam, Nizam
, namun keduanya seakan mendengar suara desahan dari dalam gudang tersebut, Bukan Nizar kalau tidak jahil, ia
e tegang aja," ucap Galang, ia mengelus celanany
ah sange loe
mereka bicara dengan berbisik, sebab ia