enuju flat kecil-nya sambil menengok ke belakang, memastikan
H
ap dengan benar. Setelah dia menangkap siluet tubuh pria itu, mulutnya menganga dan dengan tenaga yang tersisa, dia berteri
il melipatkan kedua tangan dan menyandarkan
ad-nya atau pengawal yang tadi. "Pergilah" desahnya pelan. Dia benar-benar lelah jika emosinya harus terkuras juga untuk menghada
uda itu menaiki tiga anak tangga menuju flat-nya. Sampai suara berd
lo D
menahan diri untuk menghirup oksigen saat melihat Ayahnya
buhnya seratus delapan puluh derajat. "Ah-kau ingin berbicara sesuatu yang pe
di jok kulit asli miliknya. Mereka berdua sadar kalau pria yang sudah menampilkan raut wajah kesal kini berdehem pelan – tapi
*
t panas-mu ketika membuat aku malu
temen-nya. Salah satu gedung pencakar langit di sana, kini hany
Mar
"Santa" jawabnya singkat. Jantungnya masih berdetak tidak normal ka
kepala pelan. Hingga dia menyuarakan pemikiran yang sedari t
pa
u dengan urusan gadis di sampingnya. Jelas-jelas dia p
jok mobil. "Aku butuh bantuanmu" sambungnya lagi sambil memiring
keptis. Tidak mempedulikan raut wajah pria di sampi
n atas bantuanmu" ucap Marcel mantap membuat Santa menelan ludah saat mendengar kata 'bayaran'. Mar
ah
au rencanaku ini berhasil, dan tentu saja kal
bang tawaran Marcel. "Sure" pungkasnya dengan cepa
un dari mobil, berjalan mendahului 'tamu'-nya ke dalam lift di bagian ujung bassement. San
. Santa pun bertanya-tanya, apakah apartemen ini memiliki banyak tingkat? Sesungguhnya dia ti
punyai banyak uang. Terlihat dari interior modern-klasik dinding per dinding yang di desain sedem
atas penthouse pribadi milik pria bersuara berat di sampingnya. "Tenang
nta di tengah perjalanan mereka menuju lantai selanjutny
atakan sep
ngan terasa begitu menyengat saat pintu simetris di depannya terbu
bisa be
h ruangan. "Di sana, kau bisa memilih segala jenis pakaian. Bagian bawahnya ada beberapa sepa
E
rgi dulu
E
n yang masih belum tersentuh kulit itu langsung menusuk indera penciumannya. Dia tidak seperti wanita lainnya, menatap gaun-gaun m
ah dipoleskan dengan sembarang, pemakaian blush on tipis. "
uk perayaan hari ulang tahun sang pemilik penthouse. Tapi para kolega yang datang, menjadikan ini sebagai acara pentin
dasi kupu-kupu miliknya. Satu setelan A
lihat s
tamu yang berbisik tadi. Dua wanit
Marcel?" Tanya wanita be
an tadi. Senyum samar nampak menghiasi wajah sang pemilik pesta, Marcel. Seme
erjalan pelan ke
an gembira. Sang anak kecil itu segera mer
here!" Balas gadis kec
isa menggumamkan sebuah nama. Pria yang
dre