engedarkan pandangannya pada para saksi
ru merek
edua tangan. Wajah kedua orang tua Gama tampa
nya tertunduk dengan wajah merahnya. Matanya memanas men
wasiat yang kalian inginkan. Aku sudah menikah dengan Gama. S
a yang hanya sebatangkara. Sebelum meninggal, ayahnya menuliskan sebuah wasiat melalui seor
icintainya. Beruntung kedua orang tua Gama menyambut baik isi was
ma hanya duduk dengan wajah tegasnya di samping Hera. Bahkan tak sekalipun
pernikahan k
pkan selamat pada mereka. Hera tetap dengan senyum manis yang ia umbar. Sementara Gama? Wajahnya
ka, menyalami Gama dan mengabaikan Hera begitu saja. Seakan
ak menyangka akhirn
ga. Walaupun tetap cant
pernikahan ked
ma yang tatapannya masih sedingin es. Hera tidak me
edua Gama? Apa pernikahan ini bukan yang pertam
*
l bintang lima itu telah usai. Gama dan seluruh keluar
ng sangat luas. Gama keluar dari mobil dan
rkerut marah melihat tingkah
imu. Apa kau lupa kalau sekarang kau sudah me
engan Jessi, mertuanya. Ia menatap pung
"Dia punya kaki 'kan? Suruh dia jalan sendiri!" cetus Gama tak peduli
akan menjadi hari yang paling membahagiakan bagi setiap orang. Tetapi sepertiny
a melihat tingkah Gama yang seenaknya. Darma dan
Dia memang seperti itu. Tapi sebenarnya dia juga orang bai
senyum hambar. Dal
u belum melihat sedikitpun sikap baik dan p
enganggukan kepala
enang memiliki menantu yang manis dan baik seperti Hera. Menurut Jessi
Hera masuk. Sementara koper milik H
Gama yang berwarna abu. Tatapan lelaki itu terasa seperti sedang menusuknya.
n kakinya di anak tangga pertama. Bik Asih menoleh takut pada Gama. Ditambah lagi sekarang le
agapan. Sebelum pembantu itu menyeles
ini kalian akan tidur di sana 'kan? Kalian akan tinggal beberapa har
erasa bingung melihat sikap Gama yang begitu berani
akan membawa Hera ke
elku yang lainnya yuk! Siapa
uln
n Istri
O in
s yang
Pilih P