kirinya terdapat pintu-pintu kamar khusus untuk menikmati malam panas maupun berpesta untuk melepas penat.
perangkapmu, Vin?!" teriak Devan
hu! Gadis ini
n sang adik yang terkenal berengsek di kalangan wa
ut campur ur
jangan cuma bermain di sini!
van. Sekarang biarin aku berserang-senan
kan pacar barumu,
DIA, DEVAN!
jatuh tepat di pipi sebelah kiri Devin. "Aku muak mengurus semua perbuatanmu! Kasusmu bolak-balik aku ya
angan kanannya datang. Pria itu dengan cepat mencegah
a yang sangat tidak terima dengan aksi sang kakak itu menatap punggung Devan den
utkan dengan panggilan seorang bartender. Sang bartender la
pacarmu' ditujukan untukny
an menghampiri mobilnya. Begitu masuk, ia lekas memasangkan sabuk
rwarna putih juga kelabu itu menjadi tempat ternyaman
Tidak lupa Devan mengalungkan tas hitam Allura ke lehernya lagi sebelum menekan e
kamar lantai satu, bukan kamar pribadinya. Dibaringkanlah All
lus Allura pelan-pelan. Namun, tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara
.. uh," lirih Allura berada
pat. Menempelkan bibirnya ke bibir Devan, Allura mulai melumat pelan-pelan. Mencium Devan sebisanya sampai sa
! Tolo
t seksi dan terlalu cantik di depan mata, jelas dia terkesima dan sempat membayan
urkan sesuatu di dala
ubuh perempuan itu terus begerak liar. Bahkan bagian inti s
hang dan kedua tangan sudah mengepal. Bibirnya tidak bisa diam
ing kala Allura juga membalas ciumannya tak kalah liar. Milik Devan kini sudah tegak semp
Devan sebelum menciumi leher A
bebas di bawahnya. Meremas kasar daging empuk nan kenyal itu, netra Devan yang penuh gairah, menyorot mata Allura ya
ndiri tidak bisa fokus saat diajak bicara. Tubuhn
akan Allura yang liar dan seksi di matanya, mampu membangkitkan hasrat
van yang membelai lalu menggesek di area palin
ra makin meracau dan mengeluarkan suara merdu berulang-ulang. Tub
tegak. Diarahkan senjata siap tempurnya ke objek milik Allura yang sudah siap menerim
dan sesak dirasakan, hingga tubuhnya kian memanas. Bulir keringat menetes dari ke
wajahnya menjadi cemas, terlebih saat Allura mengeluh sakit. Punggungnya yang dicakar berk
an sebe
aat yang bersamaan. Hal itu membuat Devan bingung sekaligus berkeringat dingin. Mena
" Beberapa detik terdiam karena kaget, Devan menatap kembali da
elakunya adalah dirinya sendiri, bukan sang kembaran yang selalu menjebak para perempuan di k
Devan. Ia benar-benar tidak menduga bahwa perempuan y