Gaun warna merah jambu yang berada di antara gaun-gaun se
yang ke dua puluh. Akan tetapi, baru bisa dipakai di saat usianya hampir menginj
amnya, menjalankan kendaraan roda empat itu ke rumah Devi. "Dev! Aku lagi di per
! Gimana caranya kamu bisa lepa
ekarang kamu siap-siap
agi gak ada di rumah ... ash! Pelan-pel
lpon kamu di saat
. so-so
bat tak bisa menemaninya, gadis yang belum pernah memasuki d
a ... kamu mau ke tempat biasa buat seneng-seneng aja. Kamu pasti
a kini terparkir rapi di tempat yang seharusnya. Dengan perasaan yang sedi
k yakin, tapi keinginan dan rasa penasarannya terlalu kua
caya diri, gadis itu mempercepat langk
a oleh salah satu petugas keamanan yang setia berdiri di depan pintu masuk. "Mantap, Allura! Selamat d
u berada cukup dekat dari Allura, karena memastikan jarak agar tidak jauh maupun terlalu dekat dengannya. Lelaki itu senantiasa mengikuti ke mana langkah Allura p
kamu sebelumnya. Baru
aku belum pernah
amu mau coba minuman ya
erapa persen kadar alkoholnya, yang
keh. "Oke, sesuai p
a wanita. Alkohol yang tidak terlalu pahit, dan cenderung manis dan beraroma ha
ya menaruh segelas cairan beralkoh
sih,
Allura terlihat sangat tak bersahabat de
Beberapa teguk setelah itu barulah lidah Allura mulai beradaptasi deng
ng, Kak," pinta All
saja menghabiskannya. Hingga ketika gelas
minta tambah lagi sebelum berdiri. Meskipun kantong kemihnya penuh, Allura teta
erhatikan langkahmu,
nkan kaki, Allura memegangi perut yang sudah tidak tahan hendak buang air. Rasa pusing di
-baik aja? Bisa
ha menyingkirkan tangan yang tengah membelit pinggangnya tanpa izin. Akan tetapi,
mana? Aku bis
toil
pun tidak keberatan. Hingga ketika berada di depan
untuk Allura buang air kecil dan kembali berhadapan dengan pria yang membantunya tadi. Berkat kesadaran yang makin tipis, Allura
tempatmu tadi ata
u bersenang-s
senyum iblis tersungging di wajah pria tersebut. Dengan
a tempat Allura duduk sambil menikmati minuman favorit para wanita di sini.
ura. Senyum puas kian melebar di wajahnya ketika gadis incarannya yang sudah
yang aku sewa
am dekapan pria di sampingnya. Tanpa berlama-lama didekaplah tubuh A
rpesta, Sayang ...," bisikn
andungnya. Ia pun mengepalkan tangan sambil celingak-celinguk
kelab malam satu-persatu sejak pukul delapan malam. Namun, ada hal yang membuatnya tampa