Masih Banyak. Buat
li gamis baru untuk di pakai pa
g sedang duduk santai di tera
rin kan masih bagus dek," m
i pertanda buruk. Dari nada sua
udah enggak muat lagi. Apalagi di
perut yang su
Mas lihat baju kemarin itu m
ku kecewa den
sesak nafas di acara pern
u juga sesekali berdandan cantik. Sudah capek rasanya sehari-hari dengan gamis dan daster-daster bekas me
ak pertama, aku kecewa. Ingin rasanya sesekali mencoba mencicipi
itu, ya suda
tetesan kuning menetes dari sudut. Sebegitu s
gan menggenggam jem
u me
apa lag
marah?"
i suami ia tidak p
ak." J
marah, tapi lebih tepatnya kesal. Kesal dengan
arakan sama ibu. Adek
ja begitu, apa-apa selalu mau b
usah, Mas
namun lagi-lagi m
h, Sayang. Mas akan us
aikl
tanpa memanda
ini ibu mertuaku yang memegang seluruh kendali kebutuhan rumah. Mulai dari membeli k
pejabat di kantor perusahaan swasta, bagianku hanya lima ratus ribu sebulan.
ar lagi sudah waktunya kita makan malam," teri
wab aku melan
k-atik sama Angga, suami Mbak Megan kakak su
an kehidupan ini kar
nyai nyali yang cukup. Pernikahanku dan Mas G
Mas Galih, akhirnya pernik
bku yang apes, terpaksa aku pura-pur
*
iri seorang ibu yang berpakaian
a itu tanpa mengalihkan pandanga
ih bicara sebent
"Y
ng Galih di tangan Ibu?
ertanya soa
kaian untuk ia kenakan di acara resepsi pern
Galih meletakkan po
uh istrimu. Buat apa membeli yang baru kalau yang ada masih lebih dari cukup? Jangan ajari istrimu untuk berboros, Nak! Cari
ambu