ng membaca koran di meja makan itu. "Bagaimana rasa nasi gorengnya?" Noah menatap Wilya kali ini. Dia tersenyum, lalu melipat koran yang dia baca tadi
u dengan permintaan istrinya itu. Lagi pula dia memang tidak pernah pulang lama dari kantor. Jika sudah jam pulang maka dia akang langsung pulang, jika har
alah rutinitas Noah semenjak dia menjabat sebagai pimpinan perusahaan ini. Semua laporan yang Aldi bacakan dia mengerti, hanya satu yang membuat dia resa
ng manager art
. Jadi belum bisa melakukan pe
ke saya no
hanya ada kontak
iri kalau kehadiran Gilsha tidak akan berpengaruh apapun untuknya. Namun, mendengar Gilsha sakit dia jadi cemas seperti ini. Noah berpikir mungkin ini karena dia
r Gilsha?" tanya Noah
ght. Boleh saya tahu nomor Gilsha? ada yang i
inta maaf. Gilsha benar-benar sedang sakit, sehingga tidak memungkinkan untuk mengambil gambar kemarin dan har
panjang berwarna silver itu menempel di telinga Noah. Sudah lima kali dia menghubungi, Gilsha belum juga mengangkatnya. Terpaksa Noah menelpon Lina lagi, dia kali ini bertanya di Rumah Sakit mana Gilsha dirawat. Karena Lina menjawab Gi
*
epada Gilsha yang berbaring. Gilsha ters
kekasih ku,
ceritakan dulu? cinta per
k menungg
u, karena tidak ada yang melebihi pria itu bukan?" Lina berbicara fakta yang terjadi. Sebagai seorang aktris yang cantik
nit berlalu, bel rumah terdengar. Karena Lina yang dekat dengan pintu utama rumah dua lantai itu, jadi dia yang membukakan pintu. Benar saja No
rsatu anak tangga Noah lalui hingga dia sampai di depan pintu kayu berwarna coklat. Lina membuka pintu itu, hingga Noah melihat ada seo
a Noah menatap Lina. Suara Noah membuat Gilsha membuka matanya, ternyata N
n membuatkan minuman untuk Noah. Sementara Noah mendekat ke tempat tidur dimana Gilsha b
elihat ada bekas cekikan di leher Gils
apapun." Gilsha tersenyum lagi, tapi Noah menyentuh wajahnya pelan. Hati Noah nye
ibadiku, jangan
iarkan? kau bukan wanita lemah. Aku mengenalmu," ujar Noah dia sudah ber
u kembali duduk, menggapai wajah Gilsha yang menangis dengan lembutnya jemari Noah mengus
ha...
alah begitu, kau tenang saja." Gilsha menurunkan tangan Noah dari wajahnya. Kemudian mencoba duduk dengan bersandar di kepala tempat
n kepadaku, siapa yang
rambut Gilsha lembut, dia juga tersenyum hangat kepada Gilsha. "Andai aku terus menunggumu, mungkin saat ini kita bisa hidup bahagia bersama, ya kan
gan jantung. Mama meniggal dua hari setelahnya, dia over dosis karena meminum terlalu banyak obat tidur. Aku pulang ke Bali setelah mereka di makamkan. Saat itu hanya Dika yang membantuku, aku
Gilsha, aku terlalu egois memang. Sekarang aku berjanji
ah, menunggu kabarnya, berdo'a untuk keselamatannya. Hingga malam menjelang Noah masih disana, dia menemani Gilsha makan, dan juga menemani Gilsha saat terlelap. Semua
ambu