u cari yaitu ponselku. Ternyata hari sudah menunjukkan jam tujuh pagi. Aku bolos lagi
erusaha mengingat-ingat kejadian tadi malam. Oh, iya, aku didatangi oleh Bang Angga.
inya tadi malam Om Andi menjagaku? Duh, gawat kalau begini. Bisa
ar kamar dan be
annya?" tanya Om tiba-tiba dan
m. Ehm, btw,
ambil memegang mangkok kaca yang
ku gugup menghadapi sosok Om Andi. Seharusnya dia tahu aku
a sensasi sejuk yang ditimbulkan. Dan satu lagi kebodohanku, aku pikir ini di kamar kos-kosan.
ali rasanya, terpaksa aku meminta bantuan
Indah, Om?" Dengan tak tahu malu aku bilan
Jawaban Om mene
bilang handuk disangkutkan di dekat paku. Aku buka pintu
Duh, aku jadi enggak enak sama sekali. Buru-buru aku keluar dari kamar mandi dan rupanya mata Om Andi melihatku
ungkin pagi hari. Tidak ada salahnya juga aku bersiap sedia. Aku harus tahu diri tidak mungkin merepotkan Om Andi
tiap hari." Aku terlambat lagi. Om Andi sudah lebih cepat membuatkan makanan. A
seperti itu?" tanya Om Andi ke
ada yang salah dengan kemejaku. Panjang menutu
Om?" Aku bal
i kamu bisa dibilang lonte, Nora. Kalau di kota ya terserah. Di d
Di kota aku sudah biasa seperti ini. Bahk
ja anak Om yang dulunya rajin
erima dituduh seperti itu. Aku tidak pernah merayu
semua lekuk tubuhmu. Nora, jangan bilang kamu tidak paham kalau godaan laki-laki itu wanita. Kamu,
h nggak ada niat bua
mu jaga penampilan di sini. Sudah Om su
, bajunya meman
s?" Aku mengangguk saja ketika tebakan O
nya Indah lebih
iskan saja supnya." Om An
teh hangat yang membuat napasku jadi tidak terasa dingin lagi. Lalu
, boleh kamu pakai selama di sini, dan ganti baju s
kapur barus jelas sekali tercium. Ya ampun, tidak ada celana jeans atau rok. Adanya hanya baju terusan atau baju
u-ibu qasidahan di kaset pita zaman dahulu. Selendang hanya aku lilitk
menoleh ke arahku dan matanya tidak berkedip sama sekali. Lal
akan ada bagusnya sama sekali. Apa
sepatu yang sama. Om andi menutup dan mengunci pintu. Kupikir akan pe
n, Om tanya sama kamu apa benar ingin ke sini. Ya s
agak kesulitan melewati jalanan yang licin dan berlumpur. Hingga terpaksalah aku memegang t
i, bagaimana?" Dia menoleh dan menyunggingkan senyuma
ak ke mana." Aku hampir jatuh, Om Andi menahan tangan dan pi
semoga Om Andi nggak salah tan
jauh,
hutan." Tautan tangan kami sudah terlepas. Jal
gerutuku dan beliau tertawa saja. Aku haus dan sialnya tidak membawa beka air mi
dam hasrat kamu kalau merindukan Angga." Aduh, kenapa tiba-tiba Om Andi bicara seperti ini
eh Indah
lak
inggal kar
punya uang untuk membawa istri Om ke
aja suasana di sini masih kampung bang
ak bisa digantikan oleh perempuan mana
itu nggak kuat menduda lama-lama. Tujuh
a. Om berbeda. Kebetulan pula di desa ini perempuan cantik tidak banyak. Jadi Om bisa tahan godaan, dan Om t
hebat b
erbawa perasaan terlalu jauh. Justru Om khawatir dengan kamu. Om sarankan lebih baik kamu cepat menikah. J
lagi-lagi Ind
luhan tahun melakukannya. Jadi ya begitulah. Apa mau dikata lagi." Om Andi seperti memili
ante nggak?" Entah ken
a." Dia menunjuk dengan telunjuk.
i sudah biasa seperti itu. Usia Om waktu itu 20 tahun. Kami menjadi suami is
kan nama panggilan untukku. Jadi Om sengaja memangg
saja Om sudah lama tidak menyebut nama Nora. Kalau kamu tid
. Kan, cuman nama." Aku terse
i dalam sana." Om An
gkahnya. Di dalam hutan di dekat semak belukar
ambu