ian
u D
karakter. Malah jatuh gara-gara rok sama baju ketat luar biasa ini gak
at aku tersiksa jadi istri orang. Kayaknya badan orangnya setipis tripl
immi(n). Awas, kamu, ya, Mas, tak uyel-uyel palamu pakai jurus petir
. Aku buru-buru ganti baju super mini ini. Nyiksa, beud, kentutku k
a masmu yang lain, pulang
, jangan tinggal
rus, Can
ggung jawab kamu udah sama Mas Jimmi sekarang."
Mas Jimmi. Itu kado-kado udah dipindahin ke mobil. Nah, nanti kamu sama Mas J
ma terus, sih, yang diba
n malam pertama lagi? Aku pastikan tidak akan ada hal seperti itu. Dicium kening aja ak
n, gimana, Ma? Masa
. Tinggal sat set sat set, selesai. Dadah anak bungsu Mama yang udah n
keluarga dari dua b
eaksi kedua belah pihak. Kok, kayak bahagia dan mendoakan banget aku sama Mas
elesai mamaku pergi. Dia sudah ganti baju pakai celana jea
da sisa, nggak?" Suer aku nggak sempat rasain makan
dah, Mas, tungguin di luar." Dia biasa a
saling membulli satu sama lain. Mas bilang aku ketus. Aku bilang Mas galak. Anehnya kami jadi sepasang pengan
*
waktu Tante Dian-yang sekarang sudah jadi mama mertuaku menyuruhku ma
, aku takut satu mobil sama Mas Jim
ulu. Udah, nggak apa-apa. Nanti kalau mamasmu galak bilang sama Tante, ya. Eh, jangan pa
l bergaya dua tangan mekar di
i bagian penumpang ada beberapa kado yang masih terbungkus rapi. Kami cuman diem. Nggak ta
isirin. Sesekali aku melirik dia dari kaca spion. Yang ternyata dia juga melirik aku. Sampai k
sengaja, suer. Sampai Mas Jimmi kedip-kedip matanya. Mungkin dia juga nye
, Mas? Lisa Black Pink? At
jauh, sih. Sekitar 45 menit kalau bawa mobilnya kayak kura-kura. Beda cerita kalau aku yang bawa
Mana kenyang
k banget mau masuk ke supermarket beli bahannya." Eh, mana galaknya Mas Jimmi(n
anggilny
ak. Adeeh absurd bener. Mending kita berantem, aja,
n chef itu nggak suka maka
akin buat orang. Untuk diri sendiri sering n
gak bisa masak pula. Ya, gimana, ya. Terlele dadakan, sih. Coba kasi
rlalu rame yang datang. Kami cari tempat duduk di dalam tenda. Ada menu bakar
alah sibuk main hape sendiri-sendiri. Aku melihat konten yang terakhir aku upload siang tadi. Widiiiih panen
ng hidungku baca komennya. Eh, eh, terus si pemberani Mas
ahu bagian dalam Mas Jimmi(n) gimana, ya? Apakah aku harus memb
Jimmi(n), mungkin dia lih
lama banget." Aku terpaksa berbohong. Dari pad
rumah tangga yang ngurus dapur
ih,
enggoda selera. Aku cicip dikit. Wow, Gusti Allah, enak bener ras
ya. Aku mencubit daging lele bakar itu. Heem, orang-or
l. So, aku cuek aja. Tapi tiba-tiba dia lempar dompetnya ke atas meja makan k
ama anak bebek ini, daripada m
Dia nggak tahu apa aku megang sabuk hitam t
sini!" jawab
i aku paham, pasti perempuan ini
a pacaran. Segampang itu kamu bac
un kemangi. Aku colekin sambel terasi banyak-banyak. Pas dia buka mulut, haaap,
ggak punya manner
aya sudah jadi suami ora
jahit mulutmu nanti baru tahu.
amu nggak bisa mencampak
rkaca-kaca. Sokor-sokor entar lagi pecah
ah berakhir. Anggap aja di antara kita sudah selesai.
iasa sekali pengaruhnya. Apa, sih, bagusnya dia? Cantik juga nggak. Makan nggak kira-kira. Sampai tulang juga mau
elum aku makan. Aku masukin kobokan terus masukin lagi d
a? Kan, dia, yang batalin nik
cuci tangan. Otomatis aku ikut,
g seratus ribuan di meja. Dih
mmi(n) memega
dan tempe potongan terakhir. Kami meninggalkan Kayla yang nan
ambu