tubuh lemah seorang wanita muda. Peluh keringat terus membasahi pelipis seorang Dokter cantik yang bertugas di sana, bola mata hita
Adolf masih kecil, dia masi
ran bening yang hampir menetes, juga hatinya yang
rahnya naik!" seru
ntungnya. Oh, Tuhan ... tolong selamatka
kemudian keajaiban berkenan memihak kepadanya. Perlahan , layar monitor it
iya
au kamu mau bertemu suamimu?
uk, sehingga Azriya la
kl
iya?!" tanya Gavri
rwajah cantik dengan setelan jas putih tersebut. Be
mmy lagi di dalam sama Tante, kok Tante kelu
ersebut begitu lucu dan polos. Ah, hampir saja Azriya mengeluarkan
lewati masa kritisnya, dan dia ingin bertemu den
an ia mengatakan akan menemui sang Mommy di dalam. Baru setelahnya G
g kamu rasakan?" tanyanya sembari men
... m
ga jangan memikirkan apa-apa dulu, aku
Namun, saat ia meletakkan telapak tangan pada kaki sahabatnya tersebut, entah kenapa rasanya
ahkan ini rasanya lebih dingin dari pada es. Gegas ia menekan tombol yang berada tepa
melakukan pengecekan lagi k
memangnya
itu hampir tenggelam, dan terdengar suara dengkuran lirih dari mulutnya. Gavriel juga
askan sekarang, Tuan. T
u Andreas melakukan penanganan kepada Kartika. Raut tegang
parah. Wanita berwajah pucat itu antara sadar dan ti
suaminya, Dokte
sahut
Entah sebuah kebetulan atau bukan, tetapi Kartika langsung mer
ya permintaan," ucap Ka
g? Kamu mau
an Austin dan Adolf. Aku ... aku juga n
u itu akan sembuh. Kalau kamu kasihan
a lantas menggenggam
. Aku nggak bisa menemani anak-anakku, setidakn
ara apa,
pilu tersebut. Bagaimana bisa ada wanita setulus ini? Bahkan di
olong
berapa detik kemudian, Kartika mengalihkan pandangannya kepada Azriya. Tangan l
A-Aku nggak bisa mempercayai ora
mereka sendiri. Kam
olong jaga anakku, a-aku
meminta Azriya menjaga kedua putranya. Hingga
baik, dia akan menjaga anak-anakku dari marabah
ak! Aku nggak mungkin mengk
tan. Ini adalah permintaan t
iksa aku,
ap Kartika dengan
tu mengangguk pasrah. Kartika yang melihat suaminya menganggukkan kepala lantas
ata wayangnya tersebut. Dokter tampan itu langsung menjabat tangan Gavriel dan melantunkan
h ..
detak jantung tersebut semakin menunjukkan grafik tidak beraturan.
nggak mungkin
vriel yang tidak dih
artika!" teriakny
bergumam mengumandangkan doa untuk kesembuhan pasiennya, tetapi takdir berkata lai
meninggal pada pukul sepuluh pagi waktu Indonesi
e
nnya terdengar pilu, bahkan sangat menyayat. Ia terus mengguncang
*
e h
gan beranjak dari pusara sang istri. Ia terus memeluk nisan ber
ras. Kamu tidak mau
i tidak ada jawaba
Adolf sudah men
an Kartika, pasti dia masih hidup! Perg
e