an menikmatinya. Saat ini Helena dan Revan sedang berdoubl
an Farel bisa saling kenal,
ampir sama. Maksud aku, kantor kami masih dalam satu gedung hanya beda perusahaan. Jadinya pertemanan kami te
husus yang lain saat masih berteman dulu?" Anggi menyelidik dan tersenyum, tapi Helena b
leranya bukan aku, Gi. Dia menyukai cewek lembut keiburan seperti dirimu. Terbukti kalian sekarang sudah tunangan kan? Aku turu
aksa gitu, anggaplah keras kepala hahahah," lanjut A
terlalu banyak bercerita tentang kamu. Dia termanat menyuka
Anggi s
kali ketemu sama kamu." Helena pun menyikut Farel, memintanya
alan hampir dua tahun, tapi baru sekarang dia memperkenalkan kamu
ung, "Anggi menetap di Semarang, sulit mendapat waktu yang tepat buat aku mempe
dalam percakapan mereka, "Atau Farel yang akan pindah ke sana?" Revan ba
Farel. "Dia baru akan lulus semester ini, dan kami baru
segera bertunangan seperti kami? Aku denger dari Farel, sesungguhnya kalian sudah ja
ah jalan hampir dua tahun, tapi masih belum seserius kalian. Segala hal bisa terjadi, m
Farel dan Anggi
dara untuk segera terbang ke Semarang. Sementara Helena dan Revan melanjutkan
^
ri beri
mbalas sapa gemerisik daun yang terembus angin dan suara bintang kecil yang beri
ari sana, celana dalam mini yang lebih menyerupai thong warna senada dengan bra, juga tergeletak sekena
yang tertahan terdengar samar di antara pasa
telanjang bulat sedang beraksi meliuk-liuk erotis di atas tubuh seorang lelaki perkasa yang
ngannya menguyel-uyel rambut di kepalanya sendiri dengan gerakan yang sensual, sembari mengeluarkan desisa
-ibaskan rambut panjang nan ikalnya ke kanan dan ke kiri, sebagai ekspresi
it tubuhnya yang bugil. Dia bergoyang makin lincah bertambah erotis, ketika batang rudal yang sedang dikend
apkan suara desahan dan erangan sang lelaki. Suara-suara seksi yang bersumber dari gerakan ritmis sepasan
edua telapak tangannya meremas pinggul wanitanya yang tiada henti menguleg seakan men
us yang sekel di bagian luarnya. Dan seiring remasan itu gadis cantik berkulit eksostik itu pun seketika mencondongkan tub
r dengan frekwensi yang cepat. Wajah tirus berhias bibir sensual itu memerah
ambil memejamkan matanya. Pinggulnya masih terus merajam ru
anitanya yang terlonjak-lonjak erotis di depan wajahnya. Sepasang payudara ranum yang berhiaskan puting cokelat terang itu pu
dalam kuluman nikmat sang lelaki, terbelit lembut lida
nya pada leher belakang sang lelaki. Lalu menekan kepala belakangnya
ng. Aaaah iya gituu.. uughhh, Sayaang, nikmaaaat
ndur, berubah menjadi gerakan spiral naik turun mengurut
ja wanita itu terus meluncur ketika payudara
perkasa itu setelah merasakan gerakan memutar badan yang tiba-tiba dari gadis yang sed
laki berotak brilian, dengan masih tak henti-hentinya menggoyang, memaju-mundurkan dan menaik-
vice doggy style. Suara hantaman batang rudalnya yang merajam celah vagina sang gadis yang masih sangat sempit dan
bersahut-sahutan bagai orkestra riang, mana k
inanya mulai berkedut-kedut, meremas, dan menyedot rudal yang masih terus menghunja
, 99 style berlangsung. Kedua tangannya pun melingkar di leher lelakinya. Kedua tangan lelaki itu serta merta langs
at sang wanita, terdengar begitu jelas. Urat syaraf mer
h, aku gak kuu.. aaaat...." teriak sang wanita mena
awab lelakinya seraya tetap menghunjam-hujamkan rudalnya semakin cepat dan sedalam
teriak gadis hypersex itu melepaskan ga
enya. Kedua tangannya menancapkan kuku-kuku di paha belakang sang lelaki yang tetep tak b
enaaaa... aaaah..." len
uhnya ke depan, hingga rudal Farel terlepas dari tubuhnya. Kemudian Helena
saknya sambil dengan kasar menjambak rambut Helena, dan meanriknya hingga Hele
g besar dan panjang itu ke wajah cantik Helena. Tangganya pun dengan sagat kencan
el, aku...." tolak Hele
uat, Farel menyemproti wajah Helena dengan cairan
memaki namun tak
ahan dan nikmat yang tak terperi. Nyaris tak ada gerakan selain naik tur
isik Farel, dengan mat
uasana kamar itu terasa hening