atnya. Manik matanya terus mengikuti tanganku yang sedang men
uara Belinda s
nya Dahlia. Hemm
a lalu celingak-cekinguk. Semua mata di
nya seperti
a masih tampak k
la, ya!" seru B
ak pe
aku bangkit menghampiri gad
a, namun aku segera menutupi mereka dengan punggungk
yak waktu, Mbak. K
at lagi dengan wajah Dahlia. Sorot mata kami beradu. Cukup banyak
datang ke rumahmu. Bersia
nya, segera kubelakangi g
berapa s
Eeeh, Mas!
sadar. Aku berbalik
eritanya kamu mau nikahin aku sedangkan kamu
aku pilih kamu. Jang
tak merasakan aura kepemimpina
pa juga yang mau nikah sama orang modelan gini.
rse
k bisa!"
astilah dia memakai sabun murahan. Tapi tak masalah. Aku butuh gadis ini untuk membungka
ukan kepalamu sekarang, kuhargai 10 juta. Hanya satu anggukan kepala saja. Kau tak mung
livanya yang mungkin terasa pahit karena kekagetannya yang luar bi
uh gadis itu. Ia sedikit terdorong ke belakang. Dahlia n
u, Pak dan kamu Bel, aku
ia calon istriku. Dia tak pantas menjadi pembantu
a benda itu ringan, terbuat dari sejenis kain flanel. Sungguh
bisa aku laporkan sama atasan karena secara ti
bukan admin lagi di sana, Bel! Mulai besok, kamu harus m
memburu. Aku tahu, dia sedang cemburu. Aaah... Aku suka permainan ini. Awas saja,
neran menikah dengan dia, Bel! Baru ditolak sama
erlihat menundukkan wajah, berusaha menyembunyikan tawanya. Lih
t aja terus sekalian kamu ikutan gilanya!" ucap Belinda
rus tetap kerja. Mau makan apa kamu sama orang tuamu y
gaskan, gadis berkulit kusam itu calon istriku. Akan ku
suara darinya. Aku tahu, dia pasti meras
da, kita pulan
ar laki-laki yang kulitnya agak hitam karena s
angsung gak waras. Tuan muda? A
uan Muda kami
lu mengatakan siapa aku, biar mereka melihat langsun
Belinda sendiri. Mereka sebenarnya adalah kepala pelayan di kediaman keluarga besar Ha
enggeleng, menutup mulut
et aja nikah tu sama Dahlia. Pastilah lima puluh juta bisa langsung yess sama dia d
na aku, Bel? Selama enam bulan
kin ke sini, tampan tapi miskin, itu buatku sadar kal
perangkat alat solat, Bel! Semua uang itu murn
da level, beda kasta. Kamu si
ata cintanya kemarin padaku itu hanya permainan belaka. B
Dahlia yang masih mematung menyaksikan perdebatanku. Gadis itu mundur. Aku melototkan mataku pad
anmu!" perint
ah mendapatkan tekanan dariku, gadis itu mengulurkan tanee
n, kilau cincin berlian ini adalah permulaa