ecil di kulkasnya sambil men
anan masuk. Sekarang akan lebih baik kalau aku yang turun langsung menemui mereka," ujar Luna memincingkan mata membaca to do list yang tert
id harus ikut," rajuk Yudha yang sedang menggoyang-goyangkan box ayunan anak mereka yang berusia tiga
inya dengan slay coklat kacang. Susu UHT yang menjadi minuman kesukaan suaminya perlahan ia t
itu tampan-tampan. Hihihi,"
gitu kamu ya!" hentak
ium pucuk kepala istrinya. Luna hanya
mengusap lembut day cream B Erl ke seluruh wajahnya. Tak lupa ia memberikan sedikit
lazed banget sih. Glowing di atas glow
kannya. Makanya kamu jangan heran, kalau Mama Zanna tampak awet muda meski sudah hampir kepala lim
uar dalam ya sayang," tanggap Yud
a, tersenyum menikmat
sayang. Beneran kamu enggak apa-apa?" tanya Lun
sudah lembur sampai malam. Hari ini, nanti habis zuhur aja aku
m tangan suaminya. Ia juga mengec
ayang. Muach
kamu lanjut cium lagi, aku minta dicium juga! Ber
ri ini. Kenapa ya sayang? Apa kamu enggak kasih Ma
. Tampak giginya berderet yang hampir sempurna tumbuh membu
Sudah sana! Jangan s
as. Assalamualaikum Farid anak Ma
ama!" se
kan tangannya
tunggu Mama pulang, kita liat Babon yuk!" u
ncul dengan langk
kira kau sudah s
teriak Luna menuju kamarnya. Denganm
all ya sayangku. Mu
dengan sangat gemas. Yudha yang melih
kamar lo sekarang," ancam Yudha sambil menahan senyum. Seketi
berkurang dikiiiit aja! Lama-lama kamu buat aku jad
ang mewah. Kendaraan yang hanya ada sepuluh unit di dunia itu meluncur lembut h
af terus Papa sampai bucin begini,
ar saja. Ia baru ingat, harus mengirim file
! T
nti. Ia melipat bib
a lagi yang dia lupakan! Diandra Safaluna, a
agi De
an keluar dari kelopaknya. Sesuatu yang san
udha mundur. Tangannya menge
angan melawan sedikitpun. Jika masih ingin melihat
ya. Terlihat seperti ekor rubah. Namun tercium ada aroma amis yang ter
tal. Yudha menelan salivanya yang tiba-tiba terasa sangat pahit. Bukan karena takut akan kehilag berdentum-dentum kencang. Pandangannya awas. Kakinya terus saja melangk
pa yang bisa kalian ambil di rumah ini. Aku takkan meng
.. Ta
a keringat dingin. Tampak di belakang manusia bertopeng srigala it
duplah bahagia!" Suara berat dan serak menggema memenuhi rum
k kecil! Ambil harta yang di rumah ini dan pergilah!
an anak itu. Darahnya adalah
kku! Aku ayahnya! Akan kupertahankan anakku sa
tap kosong ke arah Farid yang sekarang semakin menangis kencang. Kehadira
l ana