a wanita paruh baya itu dengan ke
yang telah dipenuhi dengan kerutan wajahnya itu dengan
" tanyanya hen
na!" sahutnya sambil menunjuk ke arah sebuah ja
r, menatap ke arah yang di
nya kembali ia alihkan pada wanita paruh b
k?" Bu Valentine kembali mengulangi pertany
gan nada suara yang terdengar lembut sambil mengu
pertanyaan yang diajukannya membuat Esmeralda sedikit tidak nyaman. Ia pik
kembali tersenyum. Kali ini ia memper
Terlebih lagi jika kamu masih gadis," ucap wanita paruh
," sahut Esmeralda masih me
g saja bambu kuning di depa
ampak mengerut. Ia terlihat penasaran menunggu jawab
saja apa yang tetua katakan, nggak usah banyak tanya." Wanita itu menepuk-
ebelum malam," ucap wanita itu lagi sebelum ia beranjak pergi dari hadapan Esmeralda y
*
u Edith terdengar sangat
i tempat tidurnya, dan bergegas keluar kamar u
gar cukup lembut. Ia menundukkan wajahnya, tidak
di kamu? Tidur paling cepat, bangun juga siang!" ce
ngannya. Ia tidak berani menjawab s
depan! Jangan ditumpuk di sini! Nanti bau busuk. Kalau sudah selesai, masukkan ikannya ke
an. Ia sedikit mengangkat wajahnya untuk melihat
dengan cukup keras, yang telah membuat Esmeralda ter
njang, kemudian ia menghela
ggan. Ia mulai bergerak mengambil pisau u
insang dan perutnya, Esmeralda memasukkan ikan ter
dan mengumpulkannya menjadi satu ke
ntung di dinding kayu, yang berada di ruang tamu. Waktu te
n pintu. Ia menatap gagang pintu dengan tatapan
pa-apa di depan sana, tapi tetap saja jantungnya berdetak ken
ang. Ia menghembuskan kembal
i memburu, Esmeralda dengan penuh p
da halaman depan hanya diterangi lampu yang tampak temaram, yang seolah tidak ada fungsinya. Ba
Esmeralda menur
g kali seolah ia sedang berusaha melenyapkan
ang sampah yang berada di halaman depan rumah. Jaraknya hanya beb
, Esmeralda buru-buru m
mah panggung, tanpa men
unjung sampai ke rumah yang ia tuju. Padahal jarak antara r
mpai?" Esmeralda yang mulai meras
es
, telah membuatnya mematung selama beberapa saat. Ia melirik ke
g liar yang menginjak ranting pohon," gumamn
kinya untuk meninggalkan tempat itu, ia mer
nita itu me
kang leher Esmeralda, yang terasa dingin menusuk tu
ikan lirih yang tiba-tiba munc
edua matanya, berusaha mengalihkan pikirannya bahwra itu kembali terdengar li
n. Ia berusaha mengumpulkan segenap keberaniannya untuk menoleh ke
edua matanya membe
*