banyak waktu, hanya untuk menanti pria yang tak akan pernah datang padamu. Seperti penari ya
un
ah berlembar baju berserakan di ranja
pimu yang
terwujud,
rlari menge
ah sampai, y
.
sihh!" seru s
asanya semua nggak bisa dipake ya."
mau ketemu calon mertu
pertama yang mereka
alu gugup
kesan
etan sini, b
ipanggil wawancara kerja lagi, setelah selama setahun menangis dan depresi karena terpaksa kehila
ena umurnya yang sudah cukup tua. Dua puluh sembilan tahun. Sementara setiap tahun angka pencari kerja terus bertambah dan semakin banyak. Tentu saja perusahaan-perusahaan itu lebih mem
dupnya itu benar-bnear bikin depresi. Apalagi keluarganya juga mengalami titik nadir. Ay
g ada proyek pembangunan pabrik dekat kotanya. Pria yang ternyata brengsek itu meninggalkannya. Dia tertawa, dulu dia p
, mereka juga sudah bicara lewat video
lik ke Bogor. Maaf ya, ta
setelah menghila
hun lagi. Lalu apa itu? Ratih lungl
in lebih baik memang tidak tahu, tak ingin lebih menyakiti hatinya. Ardi hanya pria brengsek yang memberi sejuta h
ahu betapa menyedihkannya dia saat itu. Terutama di mata keluarga dan ibunya yang rem
serakkannya tadi. Laras yang baru saja datang
awa. "Inget nggak waktu Sen
t SMA mereka sekalig
r, karena mereka sudah sibuk pindah
alo aku cinta dia. Aku malah bengong. Nggak tahu mesti ngapain. Se