hendak membeli segelas kopi di lantai dua. Membawa beberapa paper bag
tu, Mbak," ucap Clara sambil
Clara. Silahkan duduk dul
anya ada beberapa pengunjung. Begitu Clara melemparkan senyum pada sekumpula
h sel
ian temannya yang lain ikut datang dan meminta foto juga. Bergantia
itu saja, Clara lupa paper bag belanjaannya tertinggal. Untung saja
iba menerima pesan dari dari Lisa yang m
dari mana?" tanya Clara yang langsun
Karyawan Papa kamu yang bilang waktu
ng kamu nanti ke apartemen, bawain baju
mu hati-hati,
menuju ke rumah sakit tempat Papa dir
sel Papa namun tak ada respon. Membuat Clara semakin cemas. Ia segera
kan informasi ruang rawat Papa. Tampak beber
ngsung masuk ke ruanga
ara membuat Papa yang sedang menatap je
tivitas kamu," sahut Papa. Meski wajahnya puca
lara. Ia merasa tak berguna menjadi anak
it orang tua. Kamu gak usah khawatir," kata Papa lagi m
di anak yang Papa harapkan," ta
ya itu meski sempat memberontak dan kabur-kaburan di awal menjadi artis, tapi ia tetap sayang. Semua tindak
*
ang membawakan baju gant
nya ter
Om. Ini saya bawai
menga
yang baru saja selesai menyuapi Papa makan. Lisa d
a kupasin buah
Cla," sahut
Pa." Clara menghampiri d
, Lisa memperlihatkan beberapa pilihan
yang dekat rumah Pap
k menanyakan alasan Clara, mengapa harus rumah yang d
tengah sepuluh malam, Lisa pam
," ucap Lisa menolak Clara yang berni
sekalian ketemu perawat
ena Papa telah tidur, mereka berd
ar aku atur ulang jadwal kamu," kat
a. Kamu hati-hati di
g jaga perawat karena melihat dan mendengar suara tivi yang seda
itu saudara sepupu dia' gumam Clara dalam hati. Siapa
isa dibantu, Mbak?" Seora
yang merawat pasien atas nama Wisn
ayogo?" ulang
aknya." Clara
ada sedikit masalah dengan la
ang kondisi
dengan dokter saat visit di pa
h layar kaca yang masih menayangkan
ngkan diri di sofa. Sambil memainkan ponselnya, Clara sesek
nya, hanya pemberitaan Azka yang muncul. Menjauhkan ponselnya, Clara memejamkan mata mencoba untu
perlahan dan sangat hati-hati melewati jalan yang penuh semak belukar itu. Terdengar suara begitu berisik yang membuat langkah Clara terhenti. Suara berisik yang menyamarka
infus, Papa menghampiri dan
menggoyangkan badan Clara cukup la
ara bingung melihat Papa yan
jelas, keringatan kayak gini
butnya. Ia meraih tisu dan m
igigit ular, P
sudah dekat, Cla,"
pa barusan. Ia berdiri dan mengajak Papa kembali ke tempat tidur