n? Kakak sudah sadar?" -sayup Jia me
atas gedung lantai tujuh. Jadi wajar b
hanya terdengar sayup, kin
idupanku? Tapi di kehidupanku yang sekarang aku tidak punya adik. Apa ini kilas balik dari k
bisa berpikir macam
sadar." Suara teriakan
n?" Disambut oleh suara
Jia mem
urga ya?" batin Jia agak risau kala
enyiksa. Walaupun Jia bukan orang yang benar.
sedikitpun. Apa aku harus bers
ia paruh baya yang menatapnya penuh cemas, juga seorang wanita berusi
r-benar sudah sadar?" isak si gadis
ku kakak dan kenapa dia menangis segala?" batin J
melihat si gadis remaja mengenakan gaun yang sangat
tu? Mereka sedang syuting film dokumenter zaman kerajaan atau baga
. Ayah sangat takut dan khawatir. Tapi syukurlah,"
Lagian aku bukan anak kamu. Asal om tahu ya, aku sudah membuang jauh-jauh keluar
rga!" titah si Pria par
b. Eh bentar deh!" Tiba-tiba Jia mengingat sesuatu. "
kirinya. Ia semakin bingung d
gan kiriku. Jelas-jelas bekasnya tidak bisa hilang dan membekas. Ke
uangan yang sedang ia tempati saat ini. Jia melihat o
Aku sebenarnya ada di mana, sih?" Jia
atang!" ungkap seseo
" titah si Pria
ruh baya itu menghampiri si tabib dan men
inta si Pria paruh baya kepada
nggot putihnya yang panjang nan lebat, mend
si Tabib pada Jia. Jia mengangguk saja. "A
t mencekam di bagian kepalanya, menyentuh bagian kepalanya ya
uk sakit kepala Anda," ujar si
han atau migrain. Apa dia tidak tahu kalau aku baru jatuh dari gedung yang tinggi ya? Aku harus di CT-Scan, kepalaku harus di periksa. Bagaiman
icara?" tanya si tabib ketika melihat
aan si tabib. "Ngapa aku dodol banget ngomong dalam
uk mengeluarkan suara pertaman
arkan suara. Tapi ia merasa sakit
pikir rasa sakit pada tenggorokannya dik
esulitan mengeluarkan suara, akhirnya Jia menggelengkan kepalanya ke
ya akan menyuruh murid saya untuk mengganti perban di leher dan kepala Anda. Apa masih ada lagi yang sakit?" lanjut si ta
kembali. Mungkin karena sudah te
emenit yang lalu aku jatuh," batin Jia sambil membelalakkan kedua
Penguasa, Nona Muda, atau para pelayan bisa pelan-pelan membantunya pulih dengan cara menggerak-gerak
n dan membawa beberapa obat yang saya resepkan untuk No
nggot itu, kini tinggal si gadis rem
sangat takut karena kakak tidak kunjung bangun," isak si ga
akan kepada ibumu yang tidak bisa menjagamu ini nanti. Maafkan ayah, mulai sekarang ayah akan lebih melndu
mereka. Aku bahkan tidak tahu siapa mereka," batin Jia kare
pertinya bukan milik Jia -dengan cepat
n menggores leherku dengan pecahan k
itu, Nona. Anda tidak boleh
kan ak
u kamu terlalu mencintainya, kenapa k
kepalaku? Astaga! Kepalaku sakit sekali," batin Jia sambil memegangi kepa
remaja ketika melihat Jia menu
ah datang!" seru sese
uk!" titah si P
mengganti perban Nona Luvena," tut
a mengerang kesakitan," balas si pria paruh baya yang
na, apa Anda mengenal Nona ini?" tanya Zie
dis itu siapa, langsung mengg
gadis remaja kembali memasang raut waj
ah?" tanya si pria paruh baya yan
bali me
apa Cette tidak mengingat kami?" tanya s
a kalian. Bahkan aku tidak tahu sedang berada di mana dan kenapa masih hidup. Yaps, mar
na tidak mengalami amnesia," tutu
iba seorang kesatria kediaman Luvena me
gopoh mendapatkan si pria paruh bay
aruh baya kepada kesatria
elancangan saya
yampaikan maksudnya, seseorang
ir dari tempat tidur, kemudian men
maja yang mengaku bernama Gitte turu
ang tersebut. Walaupun Jia belum bisa melihatnya leb
n Kerajaan!" tutur si Pria paruh baya pel
tidak asing dengan nama