arus datang ke rumah dengan tubuh terluka seperti itu? D
ini bukan kejutan besar buatku. Apakah ini ad
ercaya setelah mem
rintih. Spontan aku memapahnya. Dia ... benar-benar terluka parah. Tapi, kenapa luka itu masih segar
abari aku. Nanti aku jemput di sana," ucapku masih kesal. Bagaim
samaku. Ponselku hilang saat kecelakaan itu. Aku tidak bisa memberi kabar untukmu. Untung saja ada seseorang mene
dengan semua ini. Tidak mungkin suamiku selama 12 tahun mendampingi aku dalam pernikahan sempurna ini, akan melakukan kebohongan. Lagi pula, seharusnya aku merasa kasihan dengannya, dan menghentikan membahas sesuatu
aru saja kecelakaan?" tanyaku memastikan. Aku hanya ingin melihat ekspresi suami
a. Bukannya mengobati, malah mencurigaiku. Emangnya kamu itu kenapa?"
mbil foto pegawai magang itu. Menyodorkan tepat di w
foto gadis seksi seperti ini? Bajunya buka-buka'an gitu," ucapku sewot.
malah kampungan gitu. Cemburu sama wanita yang jelas-jel
marah. Aku sama sekali tidak bisa mengontrol emosiku. Padahal, sudah jelas di dalam undangan itu tertulis, dokter itu akan
an aku. Yah
di almari. Membantu M
il menatapnya. Oh Tuhan, aku sangat merinduka
ang dokter. Pekerjaanku itu sangat banyak. Pulang bukann
s," balasku samb
enaiki ranjang tanpa mengajakku. Aku diam saja dan paham. Di
sama. Hingga ponsel mas Farus kembali mendadak berbunyi. Tidak mungkin ak
stikku di sana. Aku tersipu malu. Dia pasti sengaja memba
dering. Hanya ada satu huruf di sana? Hmm, ini pasti sangat penting. Tapi, kenapa
o? I
menangis? Tapi, siapa malam-malam begi
sekali lagi. Dia masih saja menangis. Mungkin itu adalah pasien yang membutu
aku mem
hatnya. Aku menggelengkan kepala, lalu secepatnya mendengarkan kembali perkataan wanita di pons
af, aku tidak mendengarnya. Bis
kamu, Mas," balas
u. Aku masih diam tidak menghiraukan
masih aku genggam. "Kamu itu kenapa? Aku tidak
masih kosong. Aku sangat mengenal suara it
ay
ali. Mas Farus membelaiku,
Hah, kamu tau gak.
dia? Tapi, aku sangat mengenal su