rencananya sembari meneruskan lakunya sebagai pengganti presdir. Waktu yang ia rencanakan memakan waktu sangat lama, maka ia tidak akan menyia-nyiakan waktunya hanya untuk bersantai dan menikma
lah satu anak buah kepercayaan Jeremy yang juga bekerja di perusahaan, tetapi khusus dibagian produksi dan hanya keluar ruangan saat jam makan. Alexander sudah
hatikan sosok itu dari belekang seb
siang, Tu
enyumnya setelah tahu bahwa itu adalah pemimpinnya dan sekaligus mena
ika benar ku pikir tidak ada
ang bagus. Aku tak menyangka kau adalah pria yang begitu
perusahaan dan sesekali berbincang tentang pekerjaan. Sampai pada saat merek
isakah aku?" tanya Alexander meminta persetu
g basi karena aku mendengarnya juga sudah sangat lama tetapi karena tidak ad
ohn, sementara pria yang usianya jauh lebih tua dari Alexander itu melambaikan
n. Lagipula kita perlu mendekatkan diri se
enyendok makanannya dan mulai makan pelan-pe
dengan temanku. Aku bertemu dengannya saat usiaku
sesekali kembali makan, dan John
dengarkan saja. Dia bercerita bahwa kedua orang tuanya dibunuh oleh sekelompok orang di dalam rumah saat ia sedang bermai
erlihat tenang menceritakan hal seperti ini dan juga John yang
an tidak terawat. Dia juga bercerita bahwa sejak kejadian itu dirinya menjadi gelandangan dan hidup sesukanya. Tidak memiliki seorang pun untuk mendengark
mengada-ngada. Hanya saja, John merasa tidak asing dengan cerita ini dan apa yang ia lakukan di masa lalu. Jika cerita yang Alexander kataka
yang terus menundukkan wajahnya. Senyuman miring Alex
tuanya. Ia hanya memiliki rumah peninggalan kedua orang tuanya dan tidak ingin pergi dari sana hanya demi mengingat kenangan tentang kedua orang tuanya. Setelah itu, dia
tanya John mencoba menyembunyikan rasa penasar
bermain. Dia begitu sedih dan aku tidak tahu harus berbuat apa karena aku sendiri tidak mengalami hal seperti itu. Hanya saja, aku meras
ayangkan bahwa pemikiran Alexander bisa saja sama dengan pemikiran anak itu. Bisa saja anak itu kembali menampakkan diri dan membalas perbuatan mereka
ihat pria itu yang terlihat sekali takut akan sesuatu te
tidak tahu pasti setelah pertemuan singkat kami
an Alexander hanya diam dan memperhatikan kepergian John yang tiba-tiba. Senyumnya tersungging sinis dengan sorot mata el
engabaikan John yang mungkin saja sedang berpikir tentang anak yang ia ceritakan itu dengan segala perasaan bersalahnya. Bisa Alexander lihat sendiri bahwa
buah kotak yang selalu tersimpan rapi. Senyuman yang terus ia perlihatkan memud
nemukan