ikan Kim Daehyung
g tersebut mengeluarkan cakar kecil, menarik-mena
ebal, pengawal tidak akan me
ian menangani bisnis keluarga. Malam ini har
gan lebarnya. Ia merasa geli, menahan rasa ingin tertawa sekuat tena
as, di hiasi warna merah terang. Ini sangat mencolo
at?" Salah satu pengawal m
n menurun hampir memasuki-atau lebih tepatnya, hampir menempatk
dia bawa merupakan siluma
l ini berjalan me
menekan tubuh kecil di dalam pakaiannya. Men
itu kecuali dia sendiri tentunya. Dan saat merasakan ses
n pusaka utamanya. Dia bisa berubah menjadi pria impoten, tinggal
di tingkat hangat meski memasuki musim dingin. Sekarang dia ditahan di dalam kain, pastinya dia merasa kepa
s perut Kim Daehyung. Banyak hal di dunia ma
anya. Menikmati aroma buah-buahan manis m
at maskulin. Yang dari masa lalu membawa ketenangan dan rasa dominans
uh diri. Sebelumnya dia hanya iseng ingin melihat aliran air
Pria tua ini belum memiliki pasangan dan dia khawatir jika dia
melompat, menekan, dan mendorong dia me
di halaman rumah mewah bertingkat tiga. Keind
dua pengawal yang menurunkan p
dan hormat. Menawarkan susu hangat satu gelas serta roti b
senang hati. Gerakan kecil datang dari dalam
ah makan r
Menaruh Zui Ran di atas ranjang. Tatapannya tidak sengaja terfokus pada lukisan rubah bu
dia menj
n itu bisa membawa jiwa Kim Daehyung masuk ke dasar lautan yang pa
bangan tubuh, membuat dia terguling ke samping. Dia tidak suka ini, telinga kecilny
ranjang, rambut pemuda itu sekarang terlihat sedikit kecoklatan begitu tertu
ap
meski memiliki beberapa perbedaan dengan bahasa penduduk di era Dinasti Joseon. Namun dia bisa mema
itu perlahan-lahan, mengintai ekspresi wajah Kim Dae
kan mereka memakan makanan seperti makanan manusia, hanya saja makanan mereka mengandung energi spiritual. Dan jenis rubah juga di bedakan menjadi dua menurut sejarah china, ada Qing Qiu dan
apalah itu. Dia menjulurkan lidah kecilnya, menjilat tepi
ap ringan bulu lebatnya. Zui menggigit roti sedikit demi s
..
laut indah rubah kecil di dekat kakinya. Lalu dia beralih menatap pirin
dia mulai haus. Memikirkan isyarat apa yang
dengan manusia, seusai makan, keduanya membutuhkan air untuk melarutkan d
ucapnya penu
ung. Berusaha naik dan akhirnya berhasil duduk sempurna di pangkuan. Mendekatkan k
ecil sekali, dia juga menekan keinginan me
ri rubah di pangkuannya, menatap tetesan air hujan samar membahasi
a minum terlalu banyak, di luar hujan. Istirahatlah
rkan minuman manis lezat itu mulai menjauh dari bibir
a ajaib di sini, terutama tempat tidur yang sekarang sedang dia singgahi. Ini sangat empuk dan lebar, e
an balik berupa dorongan. Tubuh kecilnya terbang, "Aku ti
untung pendengaran Kim Daehyung cukup sensitif, dia bergegas kembali menuju ranja
ceroboh. Bagaimana jika sampai kau terlempar ke atas lantai? Tengkorak kecilmu bisa remuk. Siapa yang akan menjadi temanku? Setelah ini, di l
a. Jika dia tidak tegas, rubah ini bisa
angan Daehyung, mengangkat empat kaki kecilnya bersamaan. Membulatnya iris
aehyung membaringkan lembut Zui di tengah-tengah ranjang, dia membantu dirin