ja! Permaisuri
t itu pergi meninggalkan medan utama tanah perang. Berkeliling di sekitar
Yang Mulia Raja, Permaisuri terlihat berperang bersama Jenderal Wilayah Timur. Beliau sama sek
aru saja di sedot habis tanpa menyisakan satu tetespun. Tangannya yang m
ai
g di bantu Permaisuri. Ekor matanya tidak bisa tenang, bergerak gelisah
rit yang mencoba menye
ng putih dan cantik terkotori debu. Sudut keningnya men
r ketika seorang prajurit pembawa tongkat bendera menc
ak, terpaku menatap mata kiri Xuan yang dibanjir
apa-apa, Permaisuri. Ini lu
kurl
ang Mulia, di sini bukan tempa
matanya nanar, "Aku rasa dia
ndang lima prajurit sekaligus. Berlari mendekati Zui Ran, "Apa yang
lu. Dia tidak mencintai aku, jabatan yang aku pegang saat ini dia berikan karena in
ghalau semua serangan yang menuding ke mereka berdua. Ia berbisik lembu
e
Xuan. Bahkan satu lengannya tergores sayatan peda
uan yang selalu dia jaga sejak kecil, meneteskan air matanya lagi setelah 20 tahun lamanya, perempuan tersebut m
na hijau keungu-unguan. Bibirnya mengeluarkan lolongan serigala buas,
Bumi menangis menerima aliran air berwarna merah, awan memucat berubah menjadi awan mendung. Matahari ber
gi satu sama lain. Kerja sama dua adik dan kakak berubah menjadi gabungan kekuat
taring. Mendesis tajam, mengigit semua manus
an yang siap sedia melindungi istrinya. Dia sudah curiga masalah ini dari
hyung dari segala serangan. Mereka berdua memba
Zui
tkan mata ketika menangkap satu sosok samar di atas pohon, dari arah utara, bersiap melepaskan lima a
permukaan tanah, tidak sempat mempe
Awas!" Suara dentingan besi menghantam tanah menjadi tan
melawan wakil Jendral Dinasti Joseon, tidak bisa mengurangi perhatian sedik
la
ian awal panah melesat, menembus angin, dan kemudian mendarat
fat binatang buas Lin X
k dalam pangkuan Ling Daehyung. Tangannya mend
n untuk berbaris melingkar, melind
uhnya. Namun kali ini, dia membiarkan lonjakan darah melewati teng
il, serak, tercekat, parau. Wajahnya acak-acakan di aliri air mata.
... memuntahkan da
rtahan, aku akan membawamu kembali secepatnya ke tempat
Laksa
lapak tangannya bersimbah darah istrinya. Bibirnya bergetar. Mengangkat kepa
n tahun yang lalu. Jernih, murni, penuh sem
ing Daehyun
a merangkak mendekati istrinya, mengambil ali
MANA TABIB?! DIMANA TABIB?! APA TELING
musuh, "SABAR JENDERAL LIN! TENANGKAN DIRIMU! BANTU KAMI MEMUKU
. jangan sampai kemenangan yang telah s
eakan di patik oleh sebatang korek api menyala. Membakar tubuhnya dengan dara
salah satu celah. Xuan berlari ke luar,
berbicara atau darah
Zui dipeluk dengan wajah menghadap dada kokoh suaminya. Bagi
nyeri, kulit dagingnya mati rasa, kepalanya berkunang-kunang merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ia mengan
alu keras. Perempuan di depannya bisa hancur menjadi serpihan remuk yang sudah tidak bisa di susun lagi
sekaligus, "A-aku hanya peduli tentang keselamatanmu dan semua orang-orang kita. Kebahagiaan seluruh r
n mati! Kau ti
gat dari tubuh pria tersebut. Bibirnya tersenyum lagi, senyum menyakit
jadi temanku? Siapa yang akan menemani aku berlatih pedang? Si
g tua. Terima kasih, telah menikahiku. A-aku-" kalimatnya tertahan di