dian di rumah Agneta. Anak itu, Regan. Ada perasaan lain yang dapat dirasakan oleh Davero, tetapi ia tak tahu apa yang terjadi. Sentuhan tangan mung
dan menghubungi seseorang
kehidupannya dan lap
up, Davero menenggak minumannya t
ni, sedangkan aku harus menyelesa
n?" gu
wakilmu di perusahaan! Aku datang sebagai
udah berpengalaman. Jadi wajar
engan santai sambil m
n ini, aku jadi tidak ada waktu untuk pacarku!" ucapn
bur Dave sambil kembali menuangka
ya Aiden, dia tidak terbiasa untuk berada
rtemu lagi dengan
gernyit, ia tidak yakin mengen
nah hadir di masa laluku,"
" tanya Aiden memperhatikan waja
tu karyawan di
eal
mengangg
mpit," kata Aiden sambil tertawa
pengawasan kita dan kau pasti tak akan mengenalnya
iapa gadis itu." Aiden menggosokkan t
huinya," gumam Davero kemudian mene
dari apartemen Davero. Di halaman, ia berpapasan denga
g akur," ujar A
ucap pria yang memiliki jambang
i. Ada apa?" tanya
kan bahunya. "Mungkin aku
ria yang tidak memiliki
eka pada sahabatnya yang begitu keras kepala dan dingin. Fakta lainnya, Kay dan Key memiliki banyak perbedaan dan mereka sangat benci dibilang mirip satu sama lain. Kay yang lebih memiliki perawakan tubuh ramping dan kekar, wajahnya juga ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitar rahangnya. Sementara Key sering disebut pr
a kalian datang malam-ma
ya ada pekerjaan penting!" jawab Key
sudah. Masuk sana sebelum d
inap di sini, Ai
endiri. Untuk apa menumpan
ami masuk dulu dan sampai
ggalkan Aiden sendirian yang mela
*
n bermain ke tempat wisata yang ada di Jakarta. Regan sudah merasa
an tersenyum lebar. Namun, entah kenapa pikiran Agneta tidak bisa berada di tempat yang sama. Pikirannya melayang jauh, mungkin sekali memikirkan Davero. Yah, mungkin karena pria itu kembali mengusik pikirannya dan menyita segalanya. Agneta
Aiden mengecup
adar kemudian ters
cap Regan yang sudah d
Sayang? Biar Bunda b
us," ja
ias karena itu merupakan jus kesukaannya. "Baiklah, biar Ayah
und
Sayang?" ta
ang lagi?" tanya Regan dengan b
tanya Agneta ketus, itu membuat Rega
salah, Bund
nak pada Regan. Agneta hanya takut, sangat takut jika Regan ingi
tak berani bicara lagi sampai Aide
lagi, Jagoan?" tanya Aiden sambil me
capek
saja?" tany
saja, Aiden." Agn
Aiden sambil menggendong Regan
an keluarga kecilnya bersama Aiden dan be
*