~Saat melihatnya kembali maka saat itu pula aku tak akan pernah melepaskannya lagi~ Seorang wanita tengah berjalan menuju lift di sebuah gedung pencakar langit. Beberapa berkas berada di dalam pelukannya. Ia menekan tombol lift dan menundukkan kepalanya sambil mengentak pelan high heels hitam yang dipakainya. Ting! Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pintu lift terbuka lebar dan ia segera memasukinya tanpa pikir panjang. Ia menekan tombol angka sesuai lantai yang hendak ia tuju. Namun, seketika pandangannya tertuju pada seseorang. Suasana di dalam lift itu langsung terasa begitu mencengkam, seperti ada aura gelap dan menakutkan menyelimuti lift. Tentu itu bukanlah karena kehadiran hantu, tetapi makhluk yang lebih menakutkan. Wanita itu langsung menoleh ke belakangnya untuk memastikan apakah pandangannya keliru dan tatapannya beradu dengan mata abu gelap yang begitu tajam milik seseorang yang pernah ia kenal. Orang itu menyeringai kecil dengan tatapan lapar menelusuri seluruh tubuhnya, membuat sang wanita merasa sangat gugup dan ketakutan. "Se-selamat siang, Pak Davero," gumamnya dengan gugup. "Siang," jawabnya dengan suara serak. Pria tinggi nan tampan itu melangkahkan kakinya mendekati sang wanita, membuat sang wanita terperangah dan mundur perlahan. Pria yang dipanggil Davero itu tak menghentikan gerakannya. Ia terus melangkah memojokkan sang wanita hingga menyentuh dinding lift di belakangnya, ia terlihat ketakutan karena sang pria semakin merapat. "Lama tak bertemu," ucap Davero diiringi seringaian yang membuat bulu kuduk berdiri. Sang wanita tak bisa berkutik sedikit pun. Apalagi sebelah tangan pria itu menyentuh dinding tepat di samping kepala wanita cantik itu. "A-apa yang kau inginkan dariku?" tanya sang wanita dengan suara lemah, nyaris berbisik setelah mengumpulkan segenap keberaniannya. "Kau!" Seketika tubuh wanita itu menegang dan merinding karena mendengar bisikan penuh ancaman dan penekanan yang tak terbantahkan. Tanpa sadar wanita itu menahan napasnya karena rasa takut. "You're Mine!"
Aku Agneta Laurinda Aretina, saat ini usiaku 23 tahun. Aku bekerja di sebuah perusahaan besar di bidang Apparel, Textile dan Fashion yang sepak terjangnya melesat sukses. Aku merasa beruntung bisa bekerja di perusahaan ini, walaupun hanya di bagian marketing.
Saat ini aku tengah menyiapkan sarapan untuk kami.
Oops! Aku belum kasih tahu kalau aku memiliki seorang pangeran kecil, ya? Yah, saat ini aku memiliki seorang malaikat kecil bernama Regan Danial. Usianya sudah menginjak empat tahun.
"Pagi, Bunda!" sapanya dengan ceria membuatku tersenyum gemas.
Regan-lah alasanku bertahan hingga sekarang. Regan jugalah yang membuatku bersemangat kembali setelah sekian lama menahan kesakitan yang belum terobati.
"Pagi, Pangerannya Bunda." Aku mengecup pipi chubby Regan.
Meski usianya baru empat tahun, Regan termasuk anak yang cekatan dan cerdas. Dia bahkan menjadi siswa unggulan di taman kanak-kanaknya. Wajahnya yang oriental, blasteran, membuatnya semakin tampan. Namun, hanya dengan memandang wajahnya saja, itu mengingatkanku pada pria brengsek yang sudah memorak-porandakan hidupku. Lelaki pertama dan terakhir yang sangat kubenci dan tak ingin kutemui seumur hidupku lagi.
"Bunda kok tatap Egan telus. Egan sangat tampan, ya?" celetuknya dengan cadel membuatku tersenyum lebar.
Mereka bahkan memiliki sifat yang sama, begitu percaya diri dan aku tidak ingin Regan mirip dengan pria itu, tidak sama sekali.
"Kamu sangat tampan, Sayang. Ayo kita sarapan!" ucapku memangku tubuhnya dan mendudukkannya di atas kursi meja bar yang ada di rumah kontrakan kecilku. "Egan, hari ini mungkin Bunda akan sedikit sibuk di kantor dan tak bisa menjemput kamu pulang. Kamu bisa pulang sendiri dan pergi ke rumah Tante Iren, 'kan?" ucapku karena hari ini adalah hari penyambutan bos baruku.
"Biar aku yang menjemputnya." Ucapan seseorang membuatku dan Egan menengok ke arah suara di mana seorang pria memakai jas hitam tengah berdiri di ambang pintu. Dia tersenyum manis ke arah kami.
"Ayah Aiden!" teriak Egan dan berlari ke arah Aiden.
"Jagoan Ayah!" Aiden mengangkat tubuh Egan ke udara membuatnya tertawa riang.
Dia adalah Aiden Zharil Pratama, pria baik hati yang sudah mengisi hatiku selama ini. Ia mampu menerimaku yang sudah memiliki anak. Bahkan dia juga begitu menyayangi Regan seakan Regan adalah anak kandungnya sendiri.
"Pagi, Sayang."
Bisikan itu menyentakku ke dunia nyata. Aku tidak sadar kalau Aiden sudah berdiri di sampingku. Aku tersenyum padanya dan beranjak menyiapkan sarapan untuknya juga.
"Memang kamu tidak akan sibuk? Bukankah kamu sebagai wakil CEO sangat dibutuhkan kehadirannya?" tanyaku.
Aiden adalah wakil CEO di Wiratama Group atau dikenal dengan korporasi WT Group. Sebuah perusahan Apparel, Textile & Fashion terbesar di Indonesia dan juga luar negeri, termasuk di beberapa negara maju. Aku bekerja di sana.
"Tidak, biarkan saja. Lagian sepupuku yang baru pulang dari London yang jadi CEO-nya. Dia tidak akan membutuhkanku. Jadi nanti Ayah yang akan jemput Regan." Aiden mencubit pipi Regan, membuatnya bersorak senang.
Aku hanya bisa tersenyum dan bahagia melihat kekompakan mereka berdua. Aku juga bersyukur di saat hidupku hancur dan tak ada tempat bagiku berpijak, Aiden datang membawa harapan untukku dan juga Regan. Aku memang belum mencintainya sebesar dia mencintaiku, tetapi aku akan berusaha untuk mencintainya sepenuh hatiku.
Setelah mengantar Regan ke sekolah dan menitipkannya kepada guru di sana. Aku dan Aiden langsung menuju ke kantor. Kami berpisah di parkiran karena kami berbeda ruangan.
Di sinilah aku sekarang, di meja kerjaku dengan beberapa berkas menumpuk. Pak Wildan, manajer bagian marketing sudah menyuruhku menyiapkan beberapa laporan.
"Ta, lo tau gak? Katanya pengganti CEO yang lama itu masih muda, lho," celetuk Sonya.
"Lalu?" tanyaku.
Saat aku datang ke kantor pun, dari lobi hingga lorong ruanganku semuanya menggosipkan CEO baru yang katanya masih muda dan sangat tampan.
Whatever-lah.
"Katanya dia sangat tampan," celetuk Sonya membuatku memutar bola mataku karena jengah.
"Kamu sudah mengatakan itu berulang kali dan ini mungkin sudah yang keseratus kalinya," ucapku berlebihan.
"Lebay, lo," kekehnya.
Seketika beberapa orang datang dengan heboh, menyiarkan berita sang CEO baru sudah datang. Kami harus segera bersiap karena CEO itu tengah berkeliling ke semua divisi.
"Aku harus berdandan secantik mungkin," ucap Sonya seraya bercermin dan menambahkan riasannya. Aku hanya menggelengkan kepalaku saja.
"Aku pergi ke ruangan Pak Wildan dulu ya." Aku lekas berlalu menuju ruangan Pak Wildan dan Sonya hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Aku tengah melaporkan beberapa dokumen kepada Pak Wildan hingga pintu ruangan terbuka.
"Pak Wildan, Tuan Wiratama sudah datang." Pemberitahuan itu membuatku dan Pak Wildan berdiri dari duduk kami.
"Selamat siang,"
Degh!
Dia?
Saat ini dia berdiri di hadapanku dengan tatapan yang sama. Tatapan tajam penuh intimidasi, wajahnya makin terlihat tampan dan terlihat dewasa. Setelah lima tahun berlalu, kini dia berada di depanku. Aku merasa duniaku berhenti berputar saat tatapannya kembali menusuk ke dalam retina mataku. Tatapan yang sama yang membuatku membencinya sekaligus mencintainya. Namun, dialah satu-satunya orang yang ingin kuhindari dan kulenyapkan dari dunia ini. Dialah orang yang sangat tak ingin kutemui lagi seumur hidupku. Dia adalah Davero Anderson Wiratama!
***
BERISI ADEGAN HOT++ Leo pria tampan dihadapan dengan situasi sulit, calon mertuanya yang merupakan janda meminta syarat agar Leo memberikan kenikmatan untuknya. Begitu juga dengan Dinda, tanpa sepengetahuan Leo, ternyata ayahnya memberikan persyaratan yang membuat Dinda kaget. Pak Bram yang juga seorang duda merasa tergoda dengan Dinda calon menantunya. Lantas, bagaimana dengan mereka berdua? Apakah mereka akan menerima semua itu, hidup saling mengkhianati di belakang? Atau bagaimana? CERITA INI SERU BANGET... WAJIB KAMU KOLEKSI DAN MEMBACANYA SAMPAI SELESAI !!
Bagi publik, dia adalah sekretaris eksekutif CEO. Di balik pintu tertutup, dia adalah istri yang tidak pernah diakui secara resmi. Jenessa sangat gembira ketika mengetahui bahwa dia hamil. Tapi kegembiraan itu digantikan dengan ketakutan ketika suaminya, Ryan, menghujani kasih sayangnya pada cinta pertamanya. Dengan berat hati, dia memilih untuk melepaskan pria itu dan pergi. Ketika mereka bertemu lagi, perhatian Ryan tertangkap oleh perut Jenessa yang menonjol. "Anak siapa yang kamu kandung?!" tuntutnya. Tapi dia hanya mencemooh. "Ini bukan urusanmu, mantan suamiku tersayang!"
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!