ontak
g jalan di dalam gendongan pemuda
k melepaskan diri dariku. Kau akan semakin lelah jadi lebih baik diam
layah perbatasan Hutan Larangan t
apak kakinya yang sobek sambil tetap mempertahankan Anindira di dalam gendongannya, ''Telapak kak
u dengan wajah memelas, setelah diperlihatkan
rlihatkan luka menganga di telapak kakinya, ''Sakittt... baru tera
arena jelas Anindira mengeluh kesakitan sekarang, ''Apa
menatap pemuda itu dengan mata be
a siapa pun yang kau kenal. Tidak heran jika kau merasa tegang... karena itu aku harap kau bisa mempercayaiku. Mengingat ka
ucapan pemuda itu, masih dengan e
atau tidak dengan situasi antara kau dan aku. Tapi, dari baumu, aku bisa tahu kalau kau sama sekali belum punya pasangan meski aku
pat di bawah mata pemuda itu, ''Dari pakaianmu, aku tahu kalau kau adal
elah memikatnya sejak tadi. Bukan hanya tampilan fisiknya tapi juga telah mengikatnya secara supranatural
. Hal yang tidak di sadari oleh Anindira kalau apa yang di lakukannya adalah tindakan yang bi
dah, ''Sebaiknya kau hentikan itu atau kau akan
bahkan dalam etika dunia tempatnya berasal ketika pemuda i
ungguh. Maafkan aku... aku tidak sengaja...'' tambah Anindira dalam k
' seru pemuda itu,
ka pemuda itu terlihat menatap
yang kau katakan tapi aku rasa kau kesal padaku dan memintaku
lihat Anindira diam menunduk dalam gendongannya, '
uda itu tapi kali ini dia meminta dirinya sendiri untu
tiba-tiba. Hal itu hanya akan terjadi saat
orang wanita saja seumur hidupnya (selama wanita yang meng*imprintnya masih h
pria lebih dari satu orang. Tapi wanita hanya bisa ter*impri
kedua pihak yaitu pria dan
getahui apa yang telah menimpa dirinya. Sejak hari ini tanpa harus terucap dengan kata-kata, di
*
HO
oleh betapa lincah dan kuat
ira sambil menaiki pohon sam
na bisa dia dengan mudahnya melompat dari satu dahan ke dahan yang lain sa
lihat betapa tinggi tempatnya berada sekarang lalu bergant
i malam bulan purnama. Aku sengaja mencari tempat dimana cahay
rsihkan tempat yang akan jadi tem
h sedikit gemetaran mengingat betapa
'' seru pemuda itu
empat yang disediak
ka melihat pemuda itu memegan
nggapi respon Anindira, ''Akan terasa perih tapi kau harus menah
telapak kaki Anindira. Sesekali dia meniupnya, mencoba memberikan kenyamanan. Apa lagi kaki Anindir
ihat pemuda yang tulus mengobati kakinya,
berkeliat menampilkan tarian cahaya saat
a itu, ''Di mananya yang grim reaper?!" seru Anindira bertanya lagi di dalam hatinya, dia masih tidak sadar
face pemuda di hadapannya. Wajah tampan dengan kulit kec
irannya masih melayang pada kejadian saat pertama kali bertemu dengan
um manis sekali dengan mata berbinar-b
Seandainya aku yakin kalau yang kau lakukan itu sengaja untuk menggodaku. Maka saat ini juga aku akan berpasangan denganmu... Tapi, entah ke
katakan,'' ujar Anindira merespon pemuda di hadapan
hu apa itu pakaian yang diberikan oran
a t-shirt biasa berlengan pendek berwarna abu-abu gelap. Karena tadi dia berada di sungai, sedang bermain air. Itu se